SUKABUMIUPDATE.com - Bayi penderita penyakit langka, Muhamad Ismail Ishak (3 bulan) anak kedua dari pasangan suami istri Ejen (52 tahun) dengan Yuyun (46 tahun) warga Kampung Sindang Resmi RT 032/007 Desa Sirnasari Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi segera ditangani.
Camat Pabuaran, Ade Aksan menyampaikan pasien sudah berangkat menuju RS Syamsudin (Bunut) Senin, pukul 16.00 WIB sore, didampingi bidan desa dan petugas Phala Martha Kemensos RI dengan menggunakan ambulan Puskesmas Pabuaran.
"Sebelum dibawa ke RS Bunut, pasien juga terlebih dahulu mendapat perawatan di Puskesmas. Kami dari Forkopimcam, Pemdes Sirnasari mendampingi dari Kemensos RI mendatangi Puskesmas, dimana pasien dirawat," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (26/2/2024).
Sebelumnya diberitakan sukabumiupdate.com, pasangan suami istri (pasutri) bernama Ejen (52 tahun) dan Yuyun (46 tahun) yang tinggal di rumah panggung ukuran 5x9 meter persegi tengah kebingungan karena Muhammad Ismail Ishak (3 bulan), anak kedua mereka mengidap penyakit langka dan terbentur masalah biaya berobat.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata Dekat Stasiun Cianjur, Rekreasi Sambil Naik Kereta
Karena penyakit itu, ukuran perut Ismail membengkak sehingga terlihat tidak seimbang dengan tubuhnya. Kulitnya pun terlihat lebih kuning dari ukuran kulit manusia normal.
Yuyun menceritakan, dirinya mulai merasa ada yang lain pada kondisi anaknya itu sejak umur satu bulan.
"Pada awalnya ada bengkak pada alat kelaminnya. Alhamdulilah bisa diatasi dan sembuh, namun tidak lama berapa hari perutnya mengalami bengkak," kata Yuyun kepada sukabumiupdate.com, Minggu (25/2/2024).
Menurut Yuyun, Ismail sudah dibawa ke mantri, bidan, Puskesmas, bahkan ke dokter umum di Sagaranten, namun menurutnya para ahli medis itu tidak ada satupun yang menjelaskan soal hasil diagnosa penyakit yang diderita Ismail.
Baca Juga: Nelayan Sukabumi Diimbau Tak Melaut Pasca Gempa M5,7 Bayah, Ini Alasannya
“Cuman disuruh dibawa ke dokter anak di Sukabumi. Kami bukan tidak mau ke Sukabumi dan tidak sayang sama anak, namun kendala dengan biaya, kami hanya petani dan buruh tani. Juga belum punya KIS atau BPJS PIB," lirihnya.
Yuyun mengatakan, karena penyakit itu juga, Ismail setiap hari menangis menahan sakit. Dadanya pun sering sesak karena sulit bernapas.
"Tiap hari anak nangis terus, perutnya juga semakin kembung dan kekuning kuningan. Mohon dibantu yah pak," ujarnya.