SUKABUMIUPDATE.com - Kasus ditemukannya gula kelapa merah yang berisi bongkahan batu bata merah di Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi, sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Hal tersebut diungkapkan Redi Kurniawan (26 tahun) tengkulak gula merah, anak dari Hj Parsih warga Kampung Lebak Sarom Desa Tegalbuleud Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi.
"Kami sudah menemui perajinnya, dan dia sudah siap untuk menggantinya. Jadi masalahnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak berkepanjangan," kata Redi kepada sukabumiupdate.com, Selasa (20/2/2024).
Menurut Redi, kejadiannya sudah tiga kali kirim gula atau menjual ke bos besar, setiap satu minggu sekali, namun gula tersebut dikembalikan lagi.
Dari tiga kali pengiriman tersebut, ditambah dengan kejadian sekarang, kata Redi, hampir ada 10 kilogram ditemukan batu bata merahnya.
Baca Juga: Terjerat Kasus Korupsi BLT-DD, Sekdes Cikahuripan Sukabumi Dinonaktifkan
"Ketemunya sama Mad Kasih, salah satu pekerja, yang biasa mengambil gula ke saung saung pengrajin," ungkapnya.
"Alhamdulillah, kami pun sudah bicara sama perajin lainnya, agar masalah ini jangan diperbesar," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, beberapa kilogram gula kelapa merah berisi bongkahan batu bata merah ditemukan di Kampung Lebak Sarom, Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Temuan ini mengagetkan warga karena akan mencoreng nama perajin gula kelapa.
Gula kelapa berisi batu bata merah itu ditemukan pekerja tengkulak bernama Mad Kasih setelah mengambil barang tersebut dari perajin. Mad Kasih memotong gula merah yang akan dikirimnya ke bos besar (istilah untuk bandar yang berada di luar kota seperti Jakarta).
"Ditemukannya saat gula tersebut akan diantarkan ke bos besar, sudah hampir dua mingguan. Gula itu dipotong, ternyata di dalamnya ada bongkahan batu bata merah," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (20/2/2024).
Baca Juga: Alami Kecelakaan Kerja di Pabrik Makanan Sukabumi, Tangan Gadis Ini Putus
Mad Kasih bekerja kepada tengkulak bernama Hj Parsih yang biasa mengambil gula kelapa dari para perajin di Kecamatan Tegalbuleud untuk dijual ke bandar. Mad Kasih tidak dapat memastikan gula berisi batu bata merah itu berasal dari perajin yang mana atau siapa.
"Kalau dihitung kejadian ini sudah tiga kali dengan yang sekarang. Dari jumlah gula 29 kilogram, ada batu merahnya 4 kilogram. Ini modusnya untuk menaikkan berat gula dengan menambah batu bata merah," ucapnya.
Dede (50 tahun), warga Desa Tegalbuleud sekaligus perajin gula merah berharap kejadian ini yang terakhir. Dede meminta tengkulak bisa membedakan gula dari mana atau siapa. "Nanti ketahuan siapa yang berbuat curang agar yang jujur tidak terbawa," kata dia.