SUKABUMIUPDATE.com - Pedagang beras di Pasar Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jaka (33 tahun), mengungkapkan kekhawatirannya terkait mahalnya harga beras di pasaran. Menurutnya, harga beras terus mengalami kenaikan sejak awal tahun 2024.
"Setiap hari naik Rp 200 perkilogram, harga beras premium dari mulai Rp 13.000 perkilogram sampai dengan Rp 14.000 perkilogram, kenaikannya drastis, bahkan besok bisa beda lagi," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, pada Minggu (11/2/2024).
Jaka menjelaskan bahwa faktor utama penyebab kenaikan harga beras adalah kesulitan mendapatkan pupuk. Selain itu, ia juga menyoroti dampak cuaca, terutama kemarau yang membuat beras lokal dari Jampang tidak panen selama enam bulan.
"Walaupun sekarang sudah masuk musim penghujan, proses panen beras membutuhkan waktu, diperkirakan baru pada bulan April. Stabilitas cuaca juga sangat penting," tegas Jaka.
Baca Juga: Bansos Beras Disetop Sementara, Bulog Bantah Karena Stok Menipis
Meskipun Jaka menyatakan stok beras saat ini masih tergolong aman, namun jumlahnya berkurang daripada biasanya. Sebelumnya, Jaka merupakan calon penerima program Bulog yang menyediakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), tetapi ia mengeluhkan belum mendapatkan distribusi beras SPHP.
"Program SPHP seharusnya mengurangi kekurangan di pasar, tetapi sampai sekarang belum masuk. Padahal, data saya sudah didaftarkan dengan mencantumkan NIB dan NPWP," ungkapnya.
Jaka menambahkan bahwa kendala utama yang dialaminya adalah biaya administrasi yang besar untuk mendapatkan beras SPHP. Ia mengeluhkan kerumitan program yang meminta pembayaran terlebih dahulu sebelum mendapatkan jatah SPHP.
"Program ini ribet, harus bayar dulu melalui transfer baru dapat beras. Saya lebih suka sistem 'ada barang, ada uang'. Itupun kalau mau cepat mendapatkan, pedagang ambil sendiri ke gudang, jadi harus ada mobil juga," keluhnya.
Dalam pengembangan terkait program Bulog yang menyediakan beras SPHP, petugas pencatat Sembako Dinas Perdagangan UPTD Pasar Parungkuda, Dian Ardiansyah, menyampaikan bahwa pemilik kios kini pergi sendiri ke Gudang Bulog, Sukaraja, Sukabumi.
Dian menyebutkan bahwa hingga saat ini, hanya sekira dua kios yang berhasil mendapatkan bantuan tersebut.
"Adapun prosesnya sekarang tidak lagi melalui Dinas UPTD Pasar Parungkuda, pedagang langsung pergi ke sana. Kami hanya ikut pada proses awal, yaitu memastikan siapa yang ingin mengambil beras SPHP dengan syarat-syarat yang sudah dijelaskan sebelumnya," pungkasnya.