SUKABUMIUPDATE.com - Aksi tawuran antarpelajar di Kabupaten Sukabumi kembali terjadi. Akibatnya satu orang luka serius pada bagian kepala dan punggung akibat terkena sabetan benda tajam. Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengaku prihatin terjadinya aksi tersebut.
Diketahui, aksi tawuran antarpelajar itu melibatkan alumni yang dilakukan oleh tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sukabumi yang tergabung menjadi dua kelompok.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Cireunghas, Kampung Gandasoli, Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi pada Senin 5 Februari 2024 sekira pukul 19:30 WIB kemarin.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengaku prihatin atas aksi tawuran yang dilakukan oleh para pelajar SMP tersebut hingga mengakibatkan satu orang luka.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Ungkap Perintah Presiden Utak-atik APBN Demi Bansos
“Kita jelas sangat prihatin yah. Karena, Kabupaten Sukabumi ini sudah jadi kabupaten layak anak atau KLA. Tapi, masih ada terjadi hal seperti ini,” ujar Ade kepada sukabumiupdate.com, Selasa (6/2/2024).
Melalui pemerintah Kecamatan hingga Pemerintah Desa, Kata Ade, setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung melakukan penelusuran untuk memastikan kebenarannya kepada ketiga sekolah terkait.
“Perkaranya kan sekarang lagi ditangani oleh pihak Kepolisian yah. Khususnya dari Polsek Cireunghas. Tapi kita juga dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi tengah memintai atau ditugaskan kepada pemerintah Kecamatan Cireunghas, untuk melakukan penelusuran,” ucap Ade.
Dalam hal ini, pengawasan orang tua menjadi poin penting dalam perhatiannya, pasalnya tawuran terjadi di luar jam sekolah. “Koordinasi terlebih dahulu permasalahannya seperti apa. Karena, masih belum jelas yah. Kita tetap saja akan cepat respon. Apalagi kejadian tawuran itu terjadi di waktu luar jam sekolah atau malam hari. Seharusnya pengawasan orang tua juga menjadi perhatian,” kata dia.
Baca Juga: Tiket Kereta Cepat Whoosh Dijual Mulai Rp 150 Ribu, Cek Rute dan Jadwalnya
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Pihaknya mengaku sering melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi serta melakukan imbauan kepada para kepala sekolah untuk melakukan pengawasan terhadap anak didiknya dalam rangka mengantisipasi kenakalan remaja.
“Kalau di sekolah memang jadi beban guru. Tapi, kalau di luar sekolah itu sudah bukan jadi tanggung jawab guru. Tetapi tetap saja harus jadi pengawasan kita bersama. Iya, utamanya orangtua harus bisa melakukan pengawasan kepada anak-anaknya secara baik dan benar,” pungkasnya.