SUKABUMIUPDATE.com - Pernah menjadi lokasi wisata alam favorit, kini nasib beberapa lokasi wisata di Sukabumi ini sudah tidak diminati oleh pengunjung. Kondisinya bahkan memprihatinkan karena tidak ada aktivitas dan tidak terawat.
Dari informasi yang dirangkum sukabumiupdate.com, tempat wisata alam yang mengalami kebangkrutan salah satunya dimulai karena alasan munculnya pandemi Covid19. Selain itu terdapat beberapa alasan manajemen hingga menjadikan tempat wisata menjadi sepi pengunjung.
Berikut ini tiga tempat yang wisata yang dulu menjadi pavorit, kini sepi pengunjung bahkan menutup total aktivitasnya.
1. Wisata Alam Bonpin (Kebon Pinus)
Wisata alam Bonpis atau Kebun Pinus yang berada di kawasan Perhutani Blok Hanjuang Barat tepatnya di pinggir jalan provinsi ruas Waluran - Tamanjaya, Kampung Cigodeg Desa Mekarmukti Kecamatan Waluran Kabupaten Sukabumi, kini terlihat sepi.
Sebelumnya di areal pohon pinus tersebut terdapat gazebo, meja, bangku, saung dan deretan warung. Bahkan terdapat ayunan, hammock. Kini hanya terlihat 2 unit bekas bangunan warung yang terbuat dari kayu, terlihat penuh coretan, dan lapuk.
"Kurang lebih sudah 2 tahun, bangkrut, akibat tidak ada pengunjung saja," kata Away (55 tahun) warga setempat kepada sukabumiupdate.com, Jumat (26/1/2024).
Menurut Away, pengunjung Bonpis mulai sepi sejak musibah pandemi Covid19 menyerang Indonesia termasuk Sukabumi. Munculnya larangan atau pembatasan aktivitas diluar rumah karena Covid 19 itulah telah berdampak pada tidak adanya pengunjung ke Bonpis.
"Awalnya karena ada Covid 19. Setelah Covid, pernah dilakukan penataan lagi, namun pengunjung sangat minim, akhirnya warga yang buka warung tutup," imbuhnya.
Baca Juga: Sibuknya BPBD di Dapur Umum Longsor Sukabumi, Siapkan 1.200 Porsi Setiap Hari
Bukit Karang Para merupakan objek wisata alam yang berlokasi di Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Karang Para pernah mencapai puncak kejayaannya pada tahun 2017 lalu.
Objek wisata yang berada di kawasan pegunungan karst atau batu kapur menjadikannya memiliki daya tarik tersendiri, pasalnya perbukitan itu berada di atas ketinggian, sehingga pengunjung yang datang akan disuguhkan dengan pemandangan yang memanjakan mata.
Diketahui, selain memiliki spot pemandangan yang instagramable, objek wisata itu pun jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota Sukabumi, terhitung hanya menempuh jarak kurang lebih 13 kilo meter dan menghabiskan waktu sekira 30 menit saja.
Pengelola objek wisata Karang Para, Tahlan S Abdul Toyib mengatakan objek wisata Karang Para mulai dibuka untuk umum pada tahun 2017 lalu. Dibuka atas dasar inisiatif warga setempat yang prihatin karena sebelumnya bukit tersebut akan dijadikan kawasan pertambangan.
"Karang Para itu dibuka tepatnya 2017 September - Desember, dengan inisiatif peduli lingkungan aja karena area ini mau ditambang. Maka dengan inisiatif masyarakat melakukan hal ini," ujar Tahlan kepada sukabumiupdate.com pada Sabtu (3/5/2023).
Pada puncak kejayaannya tahun 2017 lalu, Tahlan mengatakan bahwa wisata alam Karang Para sempat viral dan jumlah pengunjung yang datang saat itu mampu mencapai angka tertinggi 1000 hingga 3000 pengunjung per harinya.
Menurutnya, kejayaan itu tak bertahan lama ketika Pandemi Covid-19 mulai masuk ke Indonesia pada 2020 lalu dan pemerintah mulai menerapkan sistem lockdown guna memutus rantai penyebaran Corona Virus.
"Rame di tahun 2017, 2018, 2019 agak sedikit droop 30 persen langsung covid. Ditutup total," kata dia.
Baca Juga: Pendiri STIFIn Farid Poniman Meninggal di Usia 59 Tahun
3. Aku Cantik Villa Sukabumi
Aku Cantik Villa merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di Kota Sukabumi. Namun kini tempat yang memiliki banyak spot wisata itu bak mati suri.
Tempat wisata ini memiliki banyak objek wisata mulai dari camping ground, kolam renang, coffeeshop hingga villa. Bahkan, tempat ini seringkali menjadi tempat konser musik di Sukabumi.
Erwan Deni Suhendra selaku mantan pengelola wisata Aku Cantik mengatakan, Aku Cantik berdiri sejak tahun 2015 dan mulai mencapai masa kejayaannya pada tahun 2019. Namun seiring berjalannya waktu, tingkat kunjungan wisatawan semakin berkurang.
Erwin mengatakan, Aku Cantik sempat menjadi primadona di Sukabumi. Para wisatawan yang datang biasanya mengadakan kegiatan family gathering, camping atau hanya sekedar berswafoto di sana. Bahkan, pihaknya sempat memiliki omzet di atas Rp100 juta per bulan.
Kondisi itu berbanding terbalik 190 derajat. Kini, beberapa fasilitas nampak tak terawat. Jajaran food court pun kosong melompong. Para pedagang memilih untuk berpindah tempat lantaran sepinya pengunjung. Efek itu pun berlanjut hingga pengurangan jumlah karyawan.
Baca Juga: Muhammadiyah Minta Jokowi Jadi Teladan Baik: Cabut Pernyataan Presiden Boleh Kampanye
Erwan mengatakan, ada beberapa faktor menurunnya kunjungan wisata. Di antaranya karena banyaknya persaingan, cuaca yang tidak mendukung karena Aku Cantik memiliki objek wisata outdoor dan pergantian pengelola.
"Sepi pengunjung itu selain karena banyaknya persaingan dan cuaca, salah satunya karena tempat-tempatnya juga bukan kurang terawat ya tapi setelah Pak Dadang Kuswandi tidak mengelola Aku Cantik, omzet, rawatan dan lainnya itu semakin berkurang jauh dari pertama awal kita buka," katanya.
Dia tak tahu persis alasan penggantian pengelolaan tersebut. Akan tetapi, tempat wisata ini tersohor oleh sosok Dadang di kalangan masyarakat sekitar. Pasalnya, kata dia, saat dikelola oleh Dadang tempat wisata tersebut melibatkan warga sekitar seperti sebagai juru parkir atau sekedar membersihkan sampah di kawasan wisata.
"Makanya Aku Cantik ini identiknya dengan Pak Dadang sebetulnya. karena beliau sudah dikenal kebaikannya sama masyarakat, sosialnya juga. Jadi merosotnya itu setelah ditinggalkan beliau kurang lebih setahun yang lalu," ucapnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ujang selaku Koordinator Lapangan Aku Cantik. Dia sudah bekerja delapan tahun di tempat wisata tersebut.
Ujang mengatakan, setidaknya ada enam karyawan yang diputus kontrak akibat sepinya pengunjung. Jumlah pengunjung merosot tajam, dari yang biasanya ratusan saat ini tidak ada pengunjung saat weekday dan hanya 40 orang saat weekend.
"Sudah setahun ke belakang. Kalau sebelumnya, dulu alhamdulillah lah sampai setiap harinya juga ada apalagi weekend. Nyampe dulu itu ada music live, sekarang kan sepi pengunjung. Dulu hampir setiap weekend itu 200-300 itu ada pengunjung," kata Ujang.
"Dulu itu pekerja di lapangan hampir delapan orang. Sekarang cuman saya sendiri di lapangan. Baru satu bulan ini nambah satu orang. Pengurangan enam orang akibat dari kekurangan pemasukan pengunjung," sambungnya.
Atas kondisi tersebut, dia berharap ada solusi bagi tempat wisata ini, khususnya bagi pengelola Dadang Kuswandi. Menurutnya, tempat wisata ini masih memiliki potensi untuk berkembang. Terlebih jadi tempatnya mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.
"Harapan saya mudah-mudahan Pak Dadang bisa dengar suara ini dan bisa kembali ke Aku Cantik seperti semua," pungkasnya.