SUKABUMIUPDATE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan dukungan kepada para pengungsi (penyintas) bencana longsor di Kampung Kebon Bolo, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi dengan menyediakan dapur umum.
Dalam operasional dapur umum ini, setiap kali proses masak dilakukan, ratusan kilogram beras habis. Tak hanya beras, ratusan kilogram lauk pauk dan sayuran juga disiapkan sebagai teman nasi bagi para penyintas. Untuk memastikan penyajian cepat dan efisien disediakan peralatan dapur serba berukuran besar, seperti wajan berukuran besar yang digunakan untuk memasak daging ayam dan sayuran.
Manajer Pusat Data Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Entis Daeng Sutisna mengungkapkan bahwa dapur umum yang dioperasikan oleh BPBD secara rutin mendistribusikan 400 bungkus siap saji setiap kali masak.
Baca Juga: Muhammadiyah Minta Jokowi Jadi Teladan Baik: Cabut Pernyataan Presiden Boleh Kampanye
"Saat ini, kami mampu mendistribusikan 400 bungkus siap saji dalam tiga kali makan sehari, sehingga total mencapai 1.200 bungkus setiap hari. Ini dilakukan pagi, siang, dan malam, dan melibatkan relawan serta para penyintas," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu (28/1/2024).
Daeng menjelaskan bahwa dapur umum ini menerima bantuan dari berbagai pihak, termasuk Tagana, Dinas Sosial, dan tiga unit mobil, satu dari Tagana, dua dari BPBD. Proses memasak dilakukan secara kolaboratif dengan relawan.
"Kami memiliki pasokan sayuran dan telur, serta dukungan dari masyarakat yang membantu, termasuk PKK Desa. Proses pembungkusan makanan dilakukan bersama ibu-ibu yang aktif membantu," tambahnya.
Dalam hal kebutuhan mendesak, Daeng menyebut bahwa evaluasi masih berlangsung, dengan penyesuaian terhadap 13 unit rumah yang masih tertimbun longsor.
Baca Juga: Tarif Masuk Pantai Cibuaya Sukabumi Diprotes Warga, Ini Kata Dispar!
"Kami menyadari kebutuhan mendesak seperti alat mandi, sabun mandi, sikat gigi, ember, dan handuk. Ini masih menjadi kekurangan dan sedang dievaluasi," katanya.
Daeng menegaskan bahwa proses distribusi dan penyaluran bantuan dilakukan sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP). "Kami mengikuti SOP, di mana ketua RT dan RW turut serta dalam distribusi bantuan kepada warga," tuturnya.
Mengenai donasi, Daeng menyatakan bahwa pihaknya terus menerima dan mendistribusikannya, bahkan jika stok sudah memenuhi kuota.
"Kami tidak bisa menghentikan penerimaan donasi, dan ke depannya, bantuan akan diserahkan kepada panitia lokal sesuai kebutuhan darurat yang muncul," pungkasnya.