SUKABUMIUPDATE.com - Fakta belum ratanya infrastuktur di Indonesia khususnya di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat kembali terpotret dalam video viral pelajar bertaruh nyawa demi pendidikan. Para pelajar di Desa Cidadap dan Loji Kecamatan Simpenan, harus menyebrangi sungai deras menggunakan ban, untuk tiba di sekolahnya masing-masing.
Fakta miris ini diposting oleh organisasi sosial dan kemanusian sehati gerak bersama di akun media sosialnya, Kamis (25/01/2024). Dalam video tersebut, narator menjelaskan aktivitas warga salah satu kampung di Desa Cidadap yang lebih sibuk saat musim penghujan seperti saat ini.
Terlihat bapak-bapak dan laki-laki dewasa bersiap menarik dan mengulur tali yang terikat ban bekas dari sungai. Ini ternyata adalah cara satu-satunya warga untuk memastikan anak-anak mereka tetap bisa sekolah saat debit air sungai cidadap membesar (banjir).
Para pelajar akan diseberangkan ke sisi sungai lainnya menggunakan ban bekas yang sudah terikat tali. Ada satu atau dua pria dewasa yang akan ikut proses menyeberangi sungai tersebut, untuk memastikan kondisi para pelajar sedikit lebih aman.
Dalam proses bertaruh nyawa demi pendidikan, para pelajar terlebih dulu harus melucuti semua seragam, agar tidak basah dan bisa digunakan saat belajar di sekolah. Terlihat juga para ibu dari pelajar yang menyebrang ikut mengawasi proses tersebut, dengan kekhawatiran.
Dalam narasinya, sehati gerak bersama mengajar siapapun untuk ikut peduli dengan kondisi di pesisir Kabupaten Sukabumi ini. Organisasi sosial ini mengajak publik bergerak membangun jembatan kokoh dan layak untuk para pelajar di Simpenan ini, agar tak perlu lagi bertaruh nyawa menyeberangi sungai yang berarus deras tersebut demi ke sekolah.
Sehati Gerak Bersama bahkan menyebut sudah 6 jiwa warga setempat melayang, karena tenggelam akibat berupaya menyeberangi sungai cidadap. Berikut narasi dari Sehati Gerak Bersama saat memposting video tersebut;
Saya pikir sudah tidak ada lagi Kondisi seperti ini di Sukabumi
Dimana anak anak di pelosok ini harus melawan derasnya arus Air dengan gelayutan menggunakan Bekas hanya untuk sekolah
Dan ketika air sungai meluap, terpaksa sekolah mereka diliburkan, begitu banyak anak yang setiap hari melintasi sungai ini, informasi dari kepala desa sampai saat ini kurang lebih ada 6 jiwa yang terbawa hanyut oleh derasnya hingga meninggal dunia
Saya pengen ngajak orang orang baik untuk ikut bantu pembangunan jembatan ini
Masya Allah
Kebayang amal jariah yang luar biasa,karena tidak hanya anak sekolah yang melintasi jembatan ini, para petani, pedagang dan masyarakat lainnya akan bisa menikmati kebaikan jika jembatan ini di bangun
Yuk Suport Pembangunan jembatan gantung ke 8 di Sukabumi melalui Sukabumi Sehati
Lokasi Kp Cikadaka Desa Cidadap Kecamatan simpenan kab Sukabumi.
Dikonfirmasi terpisah oleh reporter sukabumiupdate.com, Kepala Desa Cidadap, Deden Anta Nurman membenarkan fakta yang dimuat dalam konten sehari gerak bersama tersebut. Menurutnya, itu adalah kegiatan warga saat musim hujan, dimana air sungai cidadap lebih deras dari biasanya.
“Itu video kegiatan warga Kampung Cikadaka Desa Cidadap. Emang setiap hari menyeberangi sungai untuk ke sekolah. Pas sekarang waktunya musim hujan, arus sungai lebih besar dari biasanya,” jelas Deden.
Sungai tersebut adalah perbatasan Desa Cidadap dan Desa Loji kecamatan Simpenan, lanjut Deden. Dimana biasanya pelajar dari kampung Cikadaka harus menyeberang sungai Cidadap untuk mencapai sekolah, di SDN Pasir Pogor di Desa Loji.
“Bisa diakses lewat jalan, tapi sangat jauh jaraknya. Sehingga warga khususnya dari Kampung Cikadaka lebih memilih menyeberangi sungai Cidadap,” beber Deden.
Baca Juga: Viral Pesawat Garuda Disebut Bentuk Angka 75 di Langit Sukabumi
Cara ini juga digunakan oleh pelajar dari kampung Naringgul dan Lembur Sawah Desa loji untuk mencapai MDTA yang berada di Kampung.Cikadaka Desa Cidadap. “Jadi memang akses menyeberangi sungai itu banyak digunakan oleh para pelajar,” ungkapnya.
Deden menegaskan selama ini memang belum ada pembangunan jembatan sebagai upaya infrastruktur untuk menggantikan cara warga khususnya pelajar dari dua desa ini untuk mencapai sekolah.
Tonton video lengkapnya disini, sehari gerak bersama