SUKABUMIUPDATE.com- Lestarikan aneka makanan tradisional khas Sunda, siswa-siswi kelas X di SMAN 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi pamerkan hasil karyanya dalam acara Panen Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Senin (22/1/2024). Kegiatan yang diikuti puluhan pelajar dari 10 kelas ini dibuka langsung oleh Kepala SMAN 1 Jampangtengah, Bahrudin.
Wakil Kepala SMAN 1 Jampangtengah bidang kurikulum, Dwipinulur menjelaskan, kegiatan panen karya P5 ini bertemakan kewirausahaan dan kearifan lokal. Menurutnya kedua tema ini dipadukan dalam sebuah konsep dimana para peserta didik mendapatkan pengalaman tentang bagaimana mengelola sebuah rumah makan yang menyajikan masakan khas Sunda.
"Pelaksanaan projek P5 ini dilakukan selama 2 minggu untuk persiapan. Dalam perjalanannya kegiatan ini menjadi salahsatu bentuk kolaborasi guru dan orang tua dalam mendorong potensi murid. Karena untuk pembimbing dan yang menilai karya itu melibatkan orang tua, dari mulai bagaimana perencanaan, mengkordinir kelompok kerja dan belajar bagaimana mereka memasak masakan khas Jawa Barat," kata Dwi kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Siniar & Museum Keliling, Cara Disbudpora Edukasi Sejarah Sukabumi ke Pelajar
Tidak hanya itu, lanjut Dwi, pembelajaran yang biasanya di ruang kelas, pihaknya pindahkan kerumah masing-masing murid untuk belajar memasak langsung menu yang mereka pilih.
Dengan adanya kolaborasi antar guru dan orang tua ini, pihak sekolah berharap bisa mendorong murid di SMAN 1 Jampangtengah untuk menemukan potensi melalui projek P5. Kemudian yang paling penting, kata Dwi, guru-guru berharap besar dapat menginspirasi peserta didik untuk dapat berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya.
"Dengan adanya projek P5 ini, semoga menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," tuturnya.
Dwi menuturkan dengan jumlah kelas X yang 10 kelas, pihaknya menghadirkan 10 rumah makan khas Sunda atau Jawa Barat dengan berbagai ragam makanan dan minuman seperti nasi bakar, pesmol, ciwang, karedok, lotek, nasi liwet, gurandil, doclang, tahu gejrot dan lain-lain. Dengan tema kearifan lokal ini, lanjut Dwi, para murid sudah berhasil memakai bahan pangan lokal sebagai bahan baku penganan karya yang disajikan.
"Bahkan ada salah satu kelas yang menyajikan olahan belut yang didapatkan dari ngobor warga sekitar. Kemudian ada yang paling unik itu salah satu kelas menyajikan makanan Oyek, dimana menurut warga sekitar Oyek ini sudah jarang yang membuat tapi murid-murid disini berhasil menyajikan makanan olahan singkong tersebut," imbuhnya.