SUKABUMIUPDATE.com - Pasutri buruh tani bernama Hamid (45 tahun) dan Oyat (52 tahun), warga Kampung Cimapag RT 04/05 Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, harus kehilangan tempat tinggalnya karena ambruk total pada Minggu 14/1/2024 sekitar pukul 16.30 WIB. Kini ia mengungsi kerumah saudaranya.
Oyat (52 tahun) mengatakan, rumah panggung ukuran 6x8 meter dengan material kayu, bambu, serta bilik bambu, yang ditempati dengan suaminya, sudah hampir berusia mencapai 15 tahun, sehingga kondisi material lapuk
"Memang sudah lama kondisi rumah sudah rusak, bahkan tiang kayu penyangga sudah miring, sehingga posisi rumah sudah condong," tutur Oyat kepada sukabumiupdate.com, Senin 15/1/2024.
Oyat menuturkan bukan tidak ingin memperbaiki rumahnya, namun karena faktor ekonomi hingga tidak mampu untuk membangun rumah kediamannya.
Baca Juga: Komitmen Disperkim Dukung Aksi Bersih-bersih Pantai Loji Sukabumi
Bahkan, kata Oyat, rumah yang selama ini ditempatinya tersebut merupakan rumah yang dibangun dari hasil jerih payah anaknya yang kini sudah meninggal dunia.
"Dulu diam bersama anak. Sempat juga diperbaiki kecil kecilan pada bagian atapnya, dan pada bagian bambu, karena sering bocor," ungkapnya.
Oyat menuturkan, saat detik-detik rumahnya amruk, ia bersama sanga suami sedang berada dalam rumah. Beruntung ia berdua bisa menyelematakan diri.
"Pada saat kejadian sedang didalam rumah, mendengar suara kayu dan bambu roboh, lalu keluar menyelamatkan diri," ungkapnya.
TKSK Kecamatan Ciemas, Reni Nuraeni mengatakan bahwa Pasutri tersebut belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, hanya mendapat BLT DD dari Pemerinta Desa setempat. "BLT DD, kebagian pada tahun 2020, dan tahun 2021. Kami akan usulkan semoga dapat bantuan," kata Reni.
Baca Juga: Ditarget Jadi Obyek Wisata Baru, Timgab Kembali Bersihkan Pantai Loji Sukabumi
Sementara itu, Kepala Desa Mandrajaya Ajat Sudrajat menyebut rumah ini dihuni dua jiwa karena pasangan suami istri (pasutri) Hamid dan Oyat tak memiliki anak. Ketika ambruk, mereka berada di rumah, namun berhasil menyelamatkan diri.
"Rumah sudah lapuk dan tiang penyangga sudah miring. Mereka mengungsi ke saudaranya. Belum tersentuh program Rutilahu. Tahun kemarin penanganan Rutilahu direalisasikan untuk warga di Kampung Tegaljoho," ujar Ajat.