SUKABUMIUPDATE.com - Beredar kabar bahwa Sukabumi menjadi pemasok daging anjing yang dikirim ke daerah Jakarta dan Jawa Tengah (Jateng). Namun, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi membantah isu tersebut.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi drh Riki Barata mengatakan di Kota Sukabumi tidak tercatat ada lalu lintas pengiriman anjing dengan tujuan daerah yang dimaksud.
"Sampai saat ini kami tidak (mencatat) satu pun lalu lintas anjing, terutama yang tujuannya seperti yang dimaksud, baik ke DKI Jakarta maupun Jawa Tengah," ujar Riki kepada sukabumiupdate.com saat ditemui di kantornya pada Senin (15/1/2024).
Di Kota Sukabumi, Riki menyebut pihaknya hanya mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan kepada satu pengepul anjing dengan peruntukan pengiriman untuk berburu ke daerah Sumatera. "Selama ini kami mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan itu kebanyakan dan memang 100 persen khusus untuk anjing. Kita bicara tentang anjing itu kebanyakan ke Sumatera, jadi mereka dipakai untuk berburu babi," kata dia.
Baca Juga: Viral Truk Bawa Ratusan Anjing, 3 Daerah dengan Konsumsi Anjing Terbesar di Indonesia
Surat keterangan itu dikeluarkan setelah melalui berbagai prosedur pengiriman hewan seperti tes kesehatan hewan, vaksinasi, hingga pemasangan microchip pada sekian persen anjing yang akan dikirim. Pemasangan microchip dilakukan oleh pengepul.
"Pengepul itu setiap ke kami sudah ada microchip, sepuluh ekor misal sekian gitu, apa sudah memenuhi 20 persen dari yang itu. Terus dia membawa kartu vaksin. Sudah divaksin minimal 14 hari sebelumnya. Sudah divaksin oke sekian, sesuai, kita tulis di SKKH-nya, baru berangkat," ucapnya.
Terkait kemungkinan adanya praktik penyelundupan daging anjing dari Kota Sukabumi, Riki mengatakan diduga muncul dari orang atau kelompok ilegal. "Rata-rata yang gitu (penyelundupan) mesti orang-orang ilegal atau kelompok tertentu yang masok ke Jakarta. Sampai saat ini kami pemerintah mengeluarkan (surat pengantar), misal ke Jawa Tengah, itu tidak pernah," ujar dia.