SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah setempat menutup sementara aktivitas galian tambang pasir Tipe C di Kampung Warungwaru RT 01/04 Desa Neglasari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Keputusan ini diambil buntut tewasnya tiga bocah di lokasi tersebut pada Kamis, 11 Januari 2024.
Pelaksana tugas (Plt) Camat Nyalindung Mulyadi mengatakan penutupan sementara dilakukan berdasarkan kesepakatan pihak kecamatan, polisi, perusahaan, dan orang tua korban. Mulyadi menyebut setelah peristiwa tragis itu, pihak-pihak terkait melakukan pertemuan untuk membahas langkah-langkah berikutnya.
"Kecamatan, polsek, orang tua, dan perusahaan, bertemu di polsek. Jadi kesepakatannya dihentikan sementara," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Minggu (14/1/2024).
Mulyadi mengatakan penutupan juga dilakukan sebagai upaya antisipatif agar kejadian serupa tidak terulang. Apalagi, sambung dia, perizinan galian tambang pasir Tipe C ini belum terbit dan masih dalam proses. Dalam pantauannya di lapangan, Mulyadi menyebut saat ini baru ada penataan lahan berupa cut and fill.
Baca Juga: Proyek Galian yang Jadi Lokasi Tewasnya 3 Bocah Nyalindung Sukabumi Belum Berizin
"Memang perusahaan itu belum terbit (izinnya), masih dalam proses. Jadi setelah kejadian ini, kegiatan perusahaan dihentikan sementara. Walaupun pantauan saya di lapangan, tidak ada kegiatan usaha, baru penataan, cut and fill. Tapi tetap, akses ke perusahaan ditutup. Jangan ada warga yang bebas keluar masuk ke sana," ujar dia.
Mengacu pada rekomendasi yang dikeluarkannya, Mulyadi membenarkan perusahaan ini bergerak di pertambangan tipe C. “Di rekomendasi itu bergerak di pertambangan dan galian C. Seperti itu yang saya tahu. Pokoknya saya lihat di (draft) rekomendasi saja. Rekomendasi awal pertambangan dan galian,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, polisi masih menyelidiki kasus tewasnya tiga orang bocah berumur empat sampai lima tahun akibat tenggelam di proyek galian tambang pasir itu. Tidak diketahui pasti kronologinya, namun ketiganya diduga sedang bermain di lokasi tersebut dalam kondisi hujan deras lalu diduga terpeleset.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, lokasi galian ini awalnya adalah peternakan pedaging milik warga bernama Sugiarto. Namun, beberapa tahun ke belakang peternakan itu mengalami kerugian sehgingga tempatnya akan dijadikan galian tambang pasir.