SUKABUMIUPDATE.com - Goa Gunungkarang yang terletak di Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, disebut sebagai petilasan Ki Wangsa Suta yang merupakan tokoh pembuka cikal bakal Kota Sukabumi sekarang.
Goa ini merupakan fenomena alam yang terbentuk melalui pelarutan batuan gamping yang membentuk lorong-lorong seperti goa pada umumnya. Terlebih, berdasarkan peta-peta zaman kolonial Belanda, nama Gunungkarang sudah tercatat sejak 1884.
Pengamat sejarah Sukabumi Irman Sufi Firmansyah mengatakan berdasarkan pantun buhun atau pantun bogor, Ki Wangsa Suta adalah tokoh yang membangun babakan awal Gunungparang atau yang disebut dengan Kota Sukabumi hari ini.
"Terkait Gunungkarang, ada yang berpendapat itu petilasan ki Wangsa Suta. Kisahnya ada di naskah pantun Pakujajar di Gunungparang. Ki Wangsa Suta ini kalau berdasarkan pantun buhun atau pantun bogor, merupakan tokoh yang membangun babakan awal Gunungparang atau Sukabumi sekarang (Kota Sukabumi)," kata Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (9/1/2024).
Baca Juga: Bisikan Dukun, Cerita Hotel di Palabuhanratu dan Mimpi Bung Karno Ciptakan Las Vegas
Dalam kisahnya, pada sekitar 1614 Masehi, Ki Wangsa Suta disebut sebagai anak yang ditemukan saat penyerangan Banten ke Sukabumi atau ke daerah Gunungwalat (Cibadak).
"Dia itu (Ki Wangsa Suta) ditemukan oleh seseorang, kemudian berguru ke Resi Saradea di Cikembar. Nah Resi Saradea katanya meminta (Ki Wangsa Suta) untuk membuka kampung di Gunungparang yaitu di Tegal Kole (Cikole) yang ada pohon Kiara berdahan lima," tuturnya.
Adapun Gunungparang, dijelaskannya sebagai satu rangkaian perbukitan di wilayah Kota Sukabumi yang membentuk seperi parang atau arit, dimulai dari Gunungkarang ke Panenjoan atau Kerkop (Citamiang), lalu ke Gunungparang hingga ke wilayah Gunungpuyuh.
"Memang dalam sejarah, Gunungparang Sukabumi ada kaitannya karena ada yang menyebut bahwa nama Gunungparang itu berasal dari bentukan perbukitan yang mirip dengan parang (arit) yang awalnya dari Gunungkarang terus ke panenjoan (Kerkop/Citamiang) ke atas ke Gunungparang hingga Gunungpuyuh. Jadi diperkirakan membentuk parang," ujar dia.
Di Goa Gunungkarang yang disebutkan sebagai petilasan Ki Wangsa Suta, berdasarkan kisah perjalanannya, Ki Wangsa Suta pernah mempersunting Nyi Pudak Arum yang saat itu merupakan gadis cantik putri dari seorang bupati di daerah Gunungwalat (Cibadak) yang ketika itu diserang Banten.
"Kemudian dia (Nyi Pudak Arum) tumbuh dewasa dan bertunangan dengan Ki Wangsa Suta, tapi banyak yang ingin mempersuntingnya sampai akhirnya mau dibunuh (Nyi Pudak Arum). Nah dari kisah itulah muncul nama Gunungparang karena ketika mau dibunuh tetapi diselamatkan dan diminta menunggu di Gunungparang," kata Irman.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Sukapura, Raden Wirawangsa dan Wangsadikusuma: Pemberontakan Dipati Ukur
Ketika Nyi Pudak Arum hendak diselamatkan oleh Ki Wangsa Suta, Nyi Pudak Arum telah dibuang ke Pulau Seribu oleh seseorang yang juga ingin mempersuntingnya.
"Namun saat ditemui, terburu ditangkap dan dibuang ke Pulau Seribu sehingga Ki Wangsa Suta itu datang ke gurunya yang di Cikembar itu, tapi gurunya sudah pindah ke Gunung Arca yang sebrang Cimandiri di Baros," ucapnya.
Dalam perjalanan ke gurunya itulah, diduga Ki Wangsa suta menggunakan goa yang terletak di Gunungkarang itu sebagai tempat persinggahannya ketika menuju kediaman gurunya yang sudah berpindah ke Gunung Arca (Baros).
"Itu (Goa Gunungkarang) ada yang nyebut sebagai petilasan kemungkinan benar juga karena memang lokasinya berdekatan dari Tegal Kole (Cikole) kalau mau ke Gunung Arca kan kelewatan," katanya.