SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan sopir angkot trayek 07 Cibadak-Cisaat mogok operasional dan berkumpul di Lapang Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (6/1/2024). Mereka melakukan aksi ini karena dipicu adanya pemilihan ketua paguyuban jalur angkutan umum 07 yang baru.
Di Lapang Sekarwangi, para sopir menghentikan angkot lain yang masih menarik penumpang dan mengajaknya bergabung. Salah satu sopir, Aos (39 tahun), menyatakan aksi ini dilakukan sesuai hati nurani, bukan atas dasar paksaan. Mereka mempertanyakan pemilihan ketua jalur yang disebut tanpa koordinasi terlebih dahulu.
"Aksi solidaritas ini disebut sebagai "kopi darat (kopdar)", di mana hampir semua angkutan umum 07 ikut berkumpul bersama," ujarnya kepada sukabumiupdate.com.
Saat melakukan aksi, kata Aos, para sopir juga menurunkan penumpang dan memindahkannya ke angkot selain 07 untuk melanjutkan perjalanan. Menurut dia, terdapat sekitar 400 sopir yang mengikuti mogok narik ini. Mereka berasal dari sejumlah komunitas, namun tetap satu trayek angkot yakni 07 Cibadak-Cisaat.
Baca Juga: Tabrakan Adu Banteng Angkot Vs Pikap di Cisolok Sukabumi, 6 Orang Luka-luka
Sopir lainnya, Mail (27 tahun), mengatakan pemilihan ketua jalur pada akhir 2023 lalu diduga tidak jelas, sepihak, dan tak diketahui para sopir, sehingga menimbulkan kebingungan. Padahal seharusnya ada pemberitahuan dan musyawarah sebelum pemilihan. Ini penting untuk memastikan pemilihan yang demokratis.
"Pemilihan tidak jelas dan sepihak, tanpa koordinasi terlebih dahulu. Sopir-sopir tidak mengetahui ada ketua jalur yang baru sehingga terjadi kebingungan," kata Mail yang menyebut kekhawatirannya soal pungutan iuran Rp 2 ribu per hari oleh manajemen jalur yang baru.
"Bukan masalah nominalnya, tetapi lebih pada cara pemungutan yang tiba-tiba tanpa penjelasan yang jelas setiap harinya," ujar dia.
Mail menekankan perlunya penataan jalur sebelum pemungutan iuran, serta adanya kejelasan penggunaan dana iuran, khususnya dalam situasi kecelakaan atau kebutuhan mendesak. "Bisa kan menggunakan iuran itu, kalau ada kerusakan mobil atau ada biaya berobat saat terjadi insiden, tapi ini tidak ada kejelasan," jelasnya.
Aksi mogok ini menjadi wujud protes sopir angkot 07 terhadap kondisi yang dinilai tidak transparan dan tidak memerhatikan kebutuhan mereka. "Saat ini beberapa manajemen jalur ada di Polsek Cibadak untuk dilakukan mediasi. Kami berharap bisa voting ulang kepengurusan jalur dan bisa lebih sejahtera," katanya.
Hingga berita ini tayang, redaksi sukabumiupdate.com masih berusaha meminta keterangan dari panitia pemilihan.