SUKABUMIUPDATE.com - Forkopimcam Cicurug, Kabupaten Sukabumi, memanggil manajemen PT Niaga Tama (Wings Food) untuk membahas persoalan banjir yang menerjang rumah warga. Bencana ini diduga akibat limpahan air dari proyek gudang perusahaan berbagai produk tersebut sehingga berdampak terhadap aktivitas masyarakat.
Pemanggilan perusahaan dilakukan pada Rabu, 3 Januari 2024, dilanjutkan meninjau langsung lokasi yang terdampak banjir di Kampung Kaum Babakan RT 03/01 Kelurahan Cicurug, Kecamatan Cicurug. Peninjauan ini juga dihadiri tokoh masyarakat setempat, salah satunya pimpinan Pondok Pesantren Al-Hasaniyyah KHR Aa Rahmat Fauzi.
Aa Rahmat mengatakan warga Kampung Kaum Babakan saat ini sepakat meminta PT Niaga Tama menghentikan sementara pembangunan gudang yang dikerjakan PT Dwi Tunggal Surya Jaya sebagai penyedia jasa konstruksi. Penundaan dilakukan agar hak-hak masyarakat dalam kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terpenuhi.
"Kami menuntutnya itu, pembangunan konstruksi dihentikan dulu. Saya minta PT Niaga Tama membangun AMDAL, termasuk saluran-saluran (air), jalan, dan hal lain yang berkaitan dengan pengerjaan (yang berdampak terhadap bangunan warga). Itu semua harus diselesaikan (terlebih dahulu)," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Rabu.
Baca Juga: Kerap Terdampak Banjir, Warga Resahkan Proyek Gudang Makanan di Cicurug Sukabumi
Diketahui, kasus ini mengemuka setelah sekitar enam rumah terendam banjir pada Minggu sore, 31 Desember 2023. Ketika itu banjir dipicu hujan deras di wilayah tersebut pada Minggu sekira pukul 14.00 WIB. Kondisi ini diperparah karena diduga bagian belakang gudang perusahaan tidak memiliki drainase sehingga air meluap ke permukiman.
Rahmat menekankan sebelum seluruh proses AMDAL diselesaikan, pembangunan gudang tidak dapat dilanjutkan. Bahkan menurutnya, kelalaian dalam pelaksanaan AMDAL telah terjadi, tetapi konstruksi bangunan sudah dikerjakan. Rahmat menyebut sementara ini sudah sekitar lima kali peristiwa banjir dirasakan warga dan belum ada kompensasi.
"Sudah ada lima kali (terkena banjir). Kalau pergantian (kompensasi) belum ada sama sekali, baik materi maupun non materi," katanya.
Ke depannya, Rahmat menyebut masyarakat akan mengecek ke lokasi untuk memastikan semua aspek terpenuhi. Dia pun mengajak perusahaan dan warga langsung bertemu di lokasi yang terdampak banjir untuk berkomunikasi membicarakan nilai kerugian yang ditimbulkan. Rahmat berharap kedua pihak bisa saling memahani kondisi masing-masing.
Dikonfirmasi, External Affairs Manager PT Niaga Tama, Shufong, mengatakan banjir yang dialami warga saat hujan deras beberapa waktu lalu tidak semuanya disebabkan pembangunan gudang. Namun begitu, Shufong mengaku perusahaannya sudah sering mengingatkan pelaksana proyek untuk merapikan drainase sejak awal pengerjaan.
Baca Juga: 6 Rumah Terdampak Banjir Limpahan Air dari Gudang Perusahaan di Cicurug Sukabumi
"Kami memang sudah terus menyampaikan kepentingan untuk merapikan drainase tersebut sejak awal proyek, karena kami menilai itu memang menjadi kepentingan untuk penyaluran air. Mungkin ada faktor-faktor yang tidak dapat diperkirakan secara pasti. Kami mengucapkan mohon maaf atas adanya ketidaknyamanan yang terjadi," ujar dia.
Shufong menilai masalah banjir ini, salah satunya memang dipicu drainase yang belum dibangun secara tuntas. "Aliran airnya belum ada yang terkendali dengan baik. Kami dari awal minta saluran air harus dirapikan. Memang kami sudah mengerti dari pengalaman proyek-proyek lain," katanya.
Shufong mengungkapkan setelah pertemuan dengan masayrakat, pihaknya akan memastikan kontraktor segera merapikan drainase sesuai petunjuk KHR Aa Rahmat Fauzi. "Selain penanggulangan darurat, secara jangka menengah akan dibuat saluran yang bisa disalurkan ke sungai sehingga penyaluran air menjadi lebih lancar dan terkendali," kata dia.