SUKABUMIUPDATE.com - Selain di Kecamatan Cikidang, gempa tektonik pada Rabu (3/1/2024) pukul 07.53.49 WIB juga mengakibatkan rumah warga di Kampung Tegal Nyampai RT 05/02 Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, rusak. Dinding bangunan jebol setelah dihantam guncangan sekuat 5.9 magnitudo.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan Dandi Sulaeman mengatakan berdasarkan pengecekan di lapangan, dinding yang jebol merupakan bagian rumah yang berdekatan dengan kamar dan ruang tengah. "Satu rumah ambruk (dinding jebol), bagian samping bangunan," kata dia kepada sukabumiupdate.com.
Setelah menerima laporan, Dandi menyebut dia bersama tim langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lengkap. Adapun rumah ini diketahui milik warga bernama Among yang dihuni oleh tiga orang. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, tapi dinding rusak setinggi tiga meter dan lebar sekitar satu meter," ujarnya.
Kerugian akibat kerusakan diperkirakan Rp 25 juta. Sementara ini penghuni tidak mengungsi. "Kami meminta warga untuk tetap waspada karena takut ada gempa susulan," kata Dandi.
Baca Juga: Rumah Warga di Cikidang Sukabumi Rusak, Dampak Sementara Gempa Laut M5.9
Sebelumnya diberitakan, satu rumah warga di Kampung Tangkil RT 10/08 Desa Cicareuh, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, juga mengalami kerusakan akibat gempa laut tersebut. Rumah milik warga bernama Harja rusak akibat guncangan gempa. Akibatnya satu keluarga terdampak, namun beruntung tidak ada korban jiwa.
BMKG menyatakan gempa ini memiliki parameter update magnitudo 5.7. Episenter gempa terletak pada koordinat 7,57° LS ; 106,17° BT, atau berlokasi di laut pada jarak 77 kilometer arah barat daya Sukabumi, Jawa Barat, pada kedalaman sekitar 63 kilometer. Data ini memperbarui laporan awal yang menyebut guncangan berpusat di laut, 72 kilometer barat daya Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, dengan kedalaman 74 kilometer.
Gempa ini adalah gempa bumi kedalaman menengah akibat deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser-naik (oblique thrust).