SUKABUMIUPDATE.com - Kabar duka bagi spesies terancam punah, Owa Jawa. Satu dari spesies bernama latin Hylobates Moloch itu yang berada di kawasan Hutan Perhutani Desa/Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, dikabarkan mati akibat tersengat aliran listrik tegangan tinggi.
Kabar ini dibenarkan Tini Kasmawati (52 tahun), perempuan tunanetra penjaga habitat Owa Jawa di Hutan Lengkong. Ia sendiri yang menguburkan primata itu pada akhir September 2023 lalu di dekat rumahnya di Kampung Cimaranginan.
"Kabar duka terjadi pada tanggal 23 September 2023, sekitar pukul 11.00 WIB, dapat informasi dari warga adanya seekor owa jawa yang kesetrum,” kata Tini saat dihubungi sukabumiupdate.com, Selasa (2/4/2024).
Setiba di lokasi kejadian, lanjut Tini, Owa Jawa yang diketahui berjenis kelamin jantan tersebut masih tergelantung di kabel listrik. Ia kemudian menghubungi pihak PLN sebelum akhirnya bisa mengevakuasi tubuh hewan endemik pulau Jawa yang dilindungi itu.
“Sempat dikasih minum, namun saat dibawa ke rumah warga, pas diperjalanan mati," ungkap Tini.
Baca Juga: Sedih Naruto Pergi, Cerita Tini Penjaga Owa Jawa di Hutan Lengkong Sukabumi
Menurut Tini, Owa Jawa yang mati itu masih memiliki garis keturunan dari Emak dan Abah, dua ekor Owa Jawa yang dalam pengawasannya di hutan Kampung Cimaringinan.
“Owa jawa yang mati itu masuk kawanan owa jawa dari blok Cipicung, masih keturunan dari Emak dan Abah, jumlahnya ada 5 ekor, dan salah satunya yang jantan yang mati itu. Sedangkan yang empat ekor lagi tidak tahu jenis kelaminnya, karena mereka memang bukan asuhan saya dari kecil,” kata Tini.
Dari keterangan warga, lanjut Tini, kematian satu ekor Owa Jawa itu bermula saat bersama kawanannya loncat dari pohon bambu Perhutani ke pohon bambu milik warga.
“Namun ada warga yang mencoba menghalau agar kembali ke hutan, mungkin karena Owa tersebut panik jadi bukan kembali ke pohon bambu Perhutani, malah loncat ke kabel tegangan tinggi,” jelasnya.
Tini menambahkan, yang tersengat listrik saat itu ada dua ekor. Beruntung satu ekor lainnya berhasil selamat atau tetap hidup.
"Biasanya mereka itu loncat dari pohon pinus ke pohon mahoni, namun saat itu loncat dari pohon bambu ke pohon bambu, dan merasa panik atau kaget karena dihalau warga. Padahal kalau dibiarkan jangan sampai kaget, mereka sudah tahu jalan," tandasnya.