SUKABUMIUPDATE.com - Sudah dua tahun Winarti (48 tahun) menderita tumor perut. Selama itu pula, buruh tani perempuan asal Kampung Sirna Asih RT 04/02 Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi tersebut tidak mendapatkan pengobatan layak.
Kondisi perekonomian, di mana suaminya, Yamin (47 tahun) yang juga sesama buruh tani, menjadi kendala utama pengobatan. Akibatnya, Winarti hanya bisa pasrah terbaring di kasur rumah dengan kondisi perut yang semakin besar.
Saat sukabumiupdate.com mengunjungi kediamannya, Sabtu (30/12/2023). Winarti menempati rumah panggung ukuran 4x7 meter persegi dengan kondisi alas bilik bambu yang sudah rapuh. Dia sudah tidak bisa berjalan. Untuk bergerak hanya bisa mengandalkan tangan sebagai tumpuan atau ngesot.
"Mulai menderita sakit pada tahun 2021, namun saat itu masih tidak terlalu besar, dan saya masih bisa kuli dan kerja ke kebun dan ke sawah," kata Winarti.
Baca Juga: Balita Idap Tumor di Curugkembar Sukabumi akan Segera Ditangani Medis
Saat itu, atau tepatnya bulan April 2021, Winarti mencoba berobat ke RSUD Jampangkulon menggunakan KIS. Ia berangkat sedari pagi ditemani suami pertamanya menggunakan mobil ambulans Desa Cibenda. Namun saat di sana, ia mengaku hanya diperiksa dan siangnya kembali pulang.
"Kata pihak rumah sakit, penyakit yang diderita adalah tumor dan harus dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung, mereka tidak sanggup, karena tidak ada peralatan. Namun karena kondisi biaya untuk hidup, kami pun tidak sanggup untuk berangkat," ujar Winarti.
Perutnya kemudian terus membesar sehingga tidak bisa beraktivitas sekitar 6 bulan. Saat ini ia mengaku sering merasa panas, kadang sakit, dan sesak nafas.
“Kalau lagi kambuh paling minta tolong ke bu bidan setempat dari Puskesmas Tamanjaya. Ingin berobat, namun kondisi keuangan, suami hanya kuli tani," lirihnya.
Sementara itu Kepala Dusun Pasirceuri Nendi mengatakan, awalnya Winarti merupakan warga Desa Mekarsari, setelah bercerai bersama suami pertamanya yang merupakan warga Desa tersebut, dia pulang ke ibunya di Desa Cibenda. Sehingga saat pulang, sudah dalam kondisi sakit.
“Kamipun sempat memfasilitasinya dengan mengurus administrasi kependudukannya, untuk pindah dan memegang KTP Desa Cibenda. Pada akhirnya Pihak Pemdes membawanya berobat, namun keputusan pihak RSUD Jampangkulon, harus dirujuk," ungkap Nendi.
Sambil menunggu hasil musyawarah pihak keluarga, lanjut Nendi, karena kendala masalah biaya hidup, pihaknya mengaku sempat menawarkan Winarti untuk berobat kembali, akan tetapi keluarganya masih tidak sanggup. Yang akhirnya kondisi perutnya semakin besar.
"Kalau bantuan dari Pemdes, bahwa pasien mendapat BLT Desa selama 12 bulan, pada tahun 2022," imbuhnya.