SUKABUMIUPDATE.com - Forkopimcam dan Puskesmas Sagaranten Kabupaten Sukabumi mendatangi kediaman Saep (30 tahun) seorang buruh yang mengalami pembusukan luka akibat tertusuk besi pada bagian kakinya.
Saep yang tinggal Kampung Ciseureuh RT 01/01 Desa Curug Luhur Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi itu sejak dua tahun lalu menderita luka dan tidak kunjung sembuh, bahkan mengalami infeksi hingga pembusukan.
Camat Sagaranten, Ridwan Agus Mulyawan mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan keluarga Saep. “Alhamdulillah didapat titik temu dan pihak keluarga bersedia apabila sdr Saep dibawa ke rumah sakit untuk dilaksanakan pengobatan lanjutan,” ungkap Ridwan kepada sukabumiupdate.com, Jumat (29/12/2023).
Baca Juga: Korupsi 5,4M Insentif Nakes Sukabumi, Koruptor Dana Covid-19 Dihukum Mati?
Adapun kendala utama yang menyebabkan pihak keluarga tidak membawa ke Rumah Sakit, kata Ridwan, yakni lebih ke biaya operasional kesehatan bagi penunggu pasien.
“Forkopimcam Sagaranten, Pemdes Curug Luhur dan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat Sagaranten (IPMS) menindaklanjutinya serta menangani kendala tersebut, dengan menggunakan kearifan lokal (bergotong royong)," jelasnya.
Ridwan mengatakan, sdr Saep akan dibawa hari ini pukul 13.00 WIB, menggunakan ambulans Desa Curug Luhur dengan rujukan ke RS Assyifa Sukabumi dari Puskesmas Sagaranten. Karena pengobatan terdahulu di Assyifa.
Sebenarnya, tutur Ridwan, beberapa minggu yang lalu IPSM dan Pemdes sudah membujuk dia (Saep) untuk dibawa berobat lagi, tapi pihak keluarga masih belum mengijinkan. “Hari ini sudah sepakat untuk berobat kembali," imbuhnya.
Awal mula Saep menderita luka, ungkap Ridwan, sekitar kurang lebih 2 tahun lalu Saep pulang kerja dari Depok sebagai kuli las, dan kakinya sudah luka, terus kerja di kampung sudah dengan keadaan kaki luka, tapi Masih bisa bekerja normal, terus beberapa bulan kemudian kakinya jadi makin parah.
Baca Juga: Kakek Cabuli Anak TK, Modus Ajak Korban Bermain ke Villa di Cicurug Sukabumi
Lalu sama ketua RT dibawa berobat ke RS Assyifa, kemudian dilakukan operasi pada ibu jari kakinya yang sakit, setelah itu dia tidak pernah kontrol dengan alasan biaya.
"Padahal waktu itu Ketua RT, dan Pemdes siap membiayai semua beban biayanya, tapi pihak keluarganya tidak mengijinkan," kenangnya.