Cerita Bom Natal di Sukabumi, Mengingat Aksi Teror Kota Mochi 23 Tahun Lalu

Senin 25 Desember 2023, 14:01 WIB
Ilustrasi. Gereja Sidang Kristus dan Masjid Agung Sukabumi | Cerita Bom Natal di Sukabumi, Mengingat Aksi Teror Kota Mochi 23 Tahun Lalu (Sumber : SU/Farhan)

Ilustrasi. Gereja Sidang Kristus dan Masjid Agung Sukabumi | Cerita Bom Natal di Sukabumi, Mengingat Aksi Teror Kota Mochi 23 Tahun Lalu (Sumber : SU/Farhan)

SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa bom natal di Sukabumi terekam jelas dalam sejarah Kota Toleran ke enam se-Indonesia. Di zaman orde lama, peristwa itu (bom natal) menjadi satu diantara rentetan jejak histori, mulai dari keluarnya orang-orang Tionghoa hingga isu pembakaran Alquran.

Meski begitu, Sejarawan Sukabumi, Irman Firmansyah mengatakan peristiwa gesekan dan pertentangan toleransi di Sukabumi muncul bersamaan dengan desas-desus terorisme, karena secara umum masyarakat sosial di Kota Mochi sebenarnya aman.

Sebagai bagian dari warga Kota Sukabumi, menjadi penting untuk mengetahui tentang Cerita Sejarah Bom Natal Sukabumi. Kepada sukabumiupdate.com beberapa waktu lalu, Pendeta Gereja Sidang Kristus Andreas Tedjo menuturkan bagaimana aksi teror bom natal itu terjadi di Kota Sukabumi.

Baca Juga: Harmoni Gereja Sidang Kristus dan Masjid Agung di Kota Sukabumi

Serangan bom diketahui meledak di luar gereja di Sukabumi dan lima kota lainnya di Indonesia, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Serangan bom yang terjadi pada Malam Misa Natal 23 tahun silam, secara tidak langsung menguji praktik toleransi dan hubungan antara Muslim dan Kristen di seluruh wilayah Indonesia kala itu.

Di antara aksi teror itu (bom natal), salah satunya ada di luar Gereja Sidang Kristus yang terletak di Jalan Masjid No. 8 Kelurahan Gunungparang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi.

Bom meledak saat kebaktian akan berlangsung pada Minggu malam, 24 Desember 2000, tepatnya di halaman samping kanan gereja. Beruntungnya, ledakan bom natal di Sukabumi tak menimbulkan korban jiwa maupun luka, namun merusak pagar gereja dan bangunan wisma PGRI di seberangnya.

“Tidak ada korban jiwa dan tidak ada kendaraan yang terbakar di gereja. Karena kondisi sudah kosong, tidak ada umat lagi,” ujar Pendeta Gereja Sidang Kristus Andreas Tedjo kepada sukabumiupdate.com, dikutip Senin (25/12/2023).

Meski begitu, Andreas mengakui bahwa selepas aksi teror bom di Sukabumi tersebut, umat sempat merasakan trauma yang mendalam. Sehingga, gembala gereja saat itu memutuskan untuk meminimalisir akses masuk ke halaman gereja dengan membangun pagar sisi kiri dan kanan setinggi 2 meter.

“Pada waktu awal ada rasa trauma, sehingga kami meminimalisir pintu dengan cara membangun pagar (beton) dari kiri kanan yang tadinya cuman pagar besi saja kurang lebih 70 cm. Tapi karena kondisi itu, akhirnya kami tinggikan kurang lebih jadi 2 meter supaya tujuannya satu pintu saja untuk akses keluar masuk orang yang mobilisasinya ke gereja ini,” kata Andreas.

Andreas menuturkan, adanya bom natal di Sukabumi tak mempengaruhi jadwal peribadatan, namun sempat membuat para jemaat paranoid sehingga mengurangi aktivitas beribadah di gereja Protestan yang dibangun pada tahun 1911 silam itu.
.
“Kita tetap beribadah di gereja seperti jadwal biasa, tetap jalan, cuman mungkin kendalanya dari jemaat. Dari jemaatnya itu menjadi ‘berkurang’, karena mungkin masih takut dengan bom jadi mereka mengambil keputusan tidak hadir ke gereja,” ungkapnya.

Setelah rasa trauma akibat bom natal di Sukabumi berangsur pulih, Andreas memastikan jemaat kembali memenuhi gereja. Bahkan setelah adanya rentetan peristiwa serangan terorisme serupa di Bali tahun 2002 dan Kuningan Jakarta 2004, jemaat malah lebih berantusias untuk beribadah di gereja karena ada jaminan keamanan dari aparat kepolisian.

“Untuk kembali memulihkan kondisi umat kurang lebih setengah sampai setahun. Ketika 2004 mereka kan cuman lihat dari televisi ya, tidak terjadi lagi di Kota Sukabumi karena aparat Sukabumi juga mengantisipasi dengan adanya kontrol, mereka patroli ke gereja-gereja setiap hari Minggu. Jadi membuat rasa nyaman, membuat rasa aman itu bisa lebih safe beribadahnya,” kata Andreas.

Baca Juga: 10 Ciri Anak Memiliki Sifat Buruk, Bunda Perhatikan Sikapnya!

Menurut Andreas, pasca bom natal benar-benar menguji toleransi antar umat beragama di Sukabumi. Ia bersyukur di lingkungan gereja yang mayoritas umat muslim saling membantu untuk menjaga hingga memperhatikan keamanan gereja. Apalagi diketahui, Gereja Sidang Kristus menjadi salah satu simbol keberagaman di Kota Sukabumi, lantaran letaknya yang berdekatan dengan Masjid Agung.

“Jadi mereka (warga) lebih waspada, kalau ada orang tidak dikenal atau mencurigakan mereka lebih waspada. Apalagi di sini juga kita dibantu pengamanan dari Pemuda Pancasila, yang markasnya memang berdekatan di sini. Untuk kerukunan umat beragama juga tetap berjalan dengan baik sampai hari ini. Secara pribadi lingkungan disini cukup baik,” tandasnya.

Tak hanya dari unsur ormas, karang taruna setempat yang notabene merupakan jemaat masjid Agung juga turut menjaga keamanan Gereja Sidang Kristus saat itu, bahkan hingga kini di kala umat Kristiani di sana merayakan ibadah di malam Natal. Hal ini disampaikan Ketua RW setempat Kankan.

Kankan, pria berusia 57 tahun itu, masih mengingat betul bagaimana situasi setelah bom natal yang terjadi beberapa hari menjelang Idulfitri 1421 Hijriah itu, para pemuda setempat turut membantu pengamanan Gereja bersama aparat kepolisian.

“Kejadian (bom natal) itu kan pas bulan puasa, pemuda saat itu lagi jaga di pos kamling. Pasca ledakan bom di gereja, langsung pemuda kami di situ mengamankan area lokasi. Kita sama sama membantu (pengamanan) di situ sampai sekarang. Kita kalaupun ada acara natalan pemuda karang taruna ikut terlibat di situ untuk pengamanan,” ujarnya.

Kankan memastikan praktik toleransi di lingkungannya berjalan baik, ia juga mengapresiasi kepada pihak gereja yang mengizinkan lahan untuk area parkir bagi jemaat Masjid Agung.

“Untuk toleransi selama ini terjaga. Saya kurang paham kalau kenapa gereja bisa berhadapan dengan masjid, mungkin seperti masjid istiqlal dan katedral di Jakarta, tujuannya untuk membangun toleransi di situ,” tuturnya.

Baca Juga: 11 Ciri Anak Memiliki Kebiasaan Buruk, Bunda Perhatikan Sikapnya!

Diketahui, pada malam Natal tahun 2000 silam tak hanya jemaat Gereja Sidang Kristus yang menjadi sasaran aksi terorisme, tapi juga menyasar jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang terletak di Jalan KH Ahmad Sanusi, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.

Dua orang jemaat Gereja HKBP Indonesia dilaporkan tewas akibat aksi terorisme tersebut. Bom meledak saat kedua korban melakukan perjalanan pulang selepas ibadah di Gereja. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Pimpinan Gereja HKBP Sukabumi Pendeta Ramli Manurung.

Sebelum meledak, kata Ramli, bom dimasukan ke dalam sebuah kado oleh seorang yang tak dikenal kemudian diletakan di samping bangunan gereja. Naasnya, ditemukan seorang anak kecil yang ikut orang tuanya beribadah di gereja. Dengan kepolosannya, anak itu memasukan kado tersebut (bom natal) pada mobilnya.

“Jadi bomnya ini meledak di rel kereta api yang dari arah Ciaul sana, dan korbannya ada dua orang meninggal yaitu satu ibunya dan anak yang megang. Kemudian satu lagi korbannya ada yang di dalam mobil ada, masih hidup sampai kini tapi pendengarannya sudah agak berkurang,” ujar Ramli.

“Kejadian ini membuat hati kita miris sebagai bangsa, kemudian sebagai warga Sukabumi dan juga sebagai warga gereja. Dimana kita gak pernah memperkirakan hal itu terjadi,” tambahnya.

Menurut Ramli, adanya peristiwa bom natal di Sukabumi membuat pihak gereja merasa berduka, namun seiring berjalannya waktu, rasa trauma jemaat berangsur pulih. Khususnya korban yang masih hidup dikuatkan oleh keluarga, gereja, dan masyarakat di lingkungannya.

“Dan akhirnya sampai hari ini dia sudah aktif, ikut semua kegiatan di gereja, kegiatan masyarakat dan sehari-hari,” kata Ramli

“Jadi soal trauma itu ya pasti ada karena apalagi korbankan. Korban pasti ada trauma dan oleh karena itulah kita disini setiap ada ibadah terus waspada, karena kita tidak tau siapa yang datang menyusup dan sebagainya. Disitu kita ibadah, setiap minggu dari polres, polsek selalu ada yang jaga setiap minggunya,” tambahnya.

Baca Juga: 11 Cara Memperbaiki Sifat Buruk yang Dimiliki Anak, Bunda Lakukan Ini

Ramli yang menjabat sebagai pimpinan Gereja HKBP Sukabumi sejak 2018 memastikan, toleransi umat beragama di Kota Sukabumi berjalan baik. Pemerintah daerah pun selalu membangun komunikasi yang baik dengan antar tokoh agama.

“Harapan kita semakin ditingkatkan karena kalau saya perhatikan dan saya alami kadang-kadang umat kita masih mendapati kesulitan baik beribadah di rumah keluarga maupun itu dalam mendirikan rumah ibadah. Tetapi saya percaya bahwa itu bukan, dari atas nama pemeluk agama tetapi itu dari personal masing-masing,” tuturnya.

“Jadi kalau antar pemeluk agama saya lihat masih bisa saya katakan bagus dan perlu ditingkatkan, tapi kalau yang pribadi ini, inilah yang harus kita pikirkan, kita doakan supaya mereka juga bisa menjaga kerukunan dan toleransi yang ada di kota Sukabumi,” tandasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Inspirasi22 Februari 2025, 08:00 WIB

Info Loker Lulusan D3 Semua Jurusan, Penempatan di Area Jabodetabek

Loker D3 Semua Jurusan ini tersedia untuk mengisi posisi Manufacturing Apprentice dan dibuka hingga 21 April 2025 mendatang.
Info Loker Lulusan D3 Semua Jurusan, Penempatan di Area Jabodetabek (Sumber : Freepik/@pressfoto)
Food & Travel22 Februari 2025, 07:00 WIB

Resep Mie Leor Bumbu Kacang, Menu Takjil yang Banyak Dijual di Bulan Puasa

Menu Mie Leor bahkan banyak dijual di bulan puasa sebagai makanan takjil.
Resep Mie Leor Bumbu Kacang, Menu Takjil yang Banyak Dijual di Bulan Puasa. Foto: IG/@TeniSondari
Science22 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 Februari 2025, Sedia Payung Saat Keluar Rumah

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 22 Februari 2025.
Ilustrasi. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 22 Februari 2025. | Foto: Pixabay
Food & Travel22 Februari 2025, 05:30 WIB

Serunya Wisata Rafting Sambil Menikmati Keindahan Alam di Caldera Adventure Cikidang Sukabumi

Selain resort dan rafting, Caldera Adventure Cikidang Sukabumi juga menawarkan berbagai aktivitas outdoor.
Keseruan berwisata arung jeram atau rafting di Sungai Citarik Sukabumi bersama Caldera Adventure. (Sumber Foto: Dok. Caldera Adventure)
Sukabumi21 Februari 2025, 22:28 WIB

Temani Warga yang Dipanggil Polisi Pasca Kematian Samson, Massa Geruduk Mapolres Sukabumi

Puluhan warga Cihurang Simpenan Sukabumi geruduk Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson.
Puluhan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mendatangi Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson. (Sumber : SU/Ilyas)
Sehat21 Februari 2025, 21:00 WIB

5 Cara Ampuh Mengatasi Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit

Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tanda-tandanya biasanya tidak kentara, namun terkadang, Anda dapat melihat gejala Kolesterol tinggi pada kulit.
Ilustrasi cara mengatasi gejala kolesterol tinggi pada kulit (Sumber: Freepik/@freepik)
Sukabumi21 Februari 2025, 20:48 WIB

Aksi Indonesia Gelap di Sukabumi, Mahasiswa Kritisi Efisiensi Anggaran hingga MBG

Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Rojab Asyari menilai semua tuntutan yang disampaikan mahasiswa cukup realistis dan sesuai dengan keadaan di masyarakat.
Aksi Indonesia Gelap di Kota Sukabumi, ratusan mahasiswa berunjukrasa di depan Kantor DPRD, Jumat (21/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi21 Februari 2025, 20:18 WIB

Integrasi AI di Newsroom Media Lokal Tingkatkan Efisiensi dan Kualitas Konten

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menekankan pentingnya adaptasi teknologi, termasuk AI, bagi media lokal
LMC Talk
Sehat21 Februari 2025, 20:16 WIB

Kenali 6 Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit yang Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan

Gejala kolesterol tinggi pada kulit bukan hanya masalah kosmetik, tetapi juga dapat menjadi indikator masalah kardiovaskular.
Ilustrasi gejala kolesterol pada kulit (Sumber: Freepik/@krakenimages.com)
Film21 Februari 2025, 20:00 WIB

Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA

Drama korea Undercover High School memiliki cerita unik mengenai seorang agensi badan intelijen nasional yang harus menyamar sebagai siswa Sekolah Menengah Atas untuk menjalankan sebuah misi.
Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA (Sumber : Instagram/@mbcdrama_wow)