SUKABUMIUPDATE.com - Kasus meledaknya tabung gas CNG (Compressed Natural Gas) yang diangkut sebuah truk di Jalan Raya Sukabumi-Bogor, atau tepatnya di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi hingga kini masih diselidiki pihak kepolisian.
Diketahui akibat peristiwa yang terjadi pada Senin 27 November 2023 tersebut, dua orang meninggal dunia. Salah satunya Heni Handayani (57 tahun).
Muhamad Noval Isnaeni (28 tahun), putra kedua almarhumah Heni menyampaikan bahwa sudah ada iktikad baik dari pihak perusahaan yang diduga bertanggung jawab dalam insiden yang merenggut nyawa ibunya tersebut.
"Perusahaan itu datang di hari kedua setelah kejadian, datang iktikad baik mau mengkompensasi, kurang lebih kerugian-kerugian yang kami alami," ujar Noval kepada sukabumiupdate.com di kediamannya, Kamis (21/12/2023)
Menurut Noval, perwakilan dari perusahaan bernama PT GI itu sudah tiga kali datang menemui keluarga. “Dua kali ke Bojonggenteng (rumah duka), satu kali datang ke rumah yang di Karangtengah Cibadak,” jelasnya.
Baca Juga: Ledakan Gas Sukabumi: Belum Ada Tersangka, Penyebab Misterius, dan Tabung Hilang
Noval menyampaikan kepada pihak perusahaan, bahwa pada dasarnya nyawa manusia itu tidak bisa dinilai. Hanya saja, pihak keluarga tidak mau seperti ‘berbahagia’ di atas penderitaan almarhumah, sehingga pihaknya meminta kerugian yang bisa dihitung jadi kompensasi.
Adapun kompensasi yang disepakati dengan pihak perusahaan itu, kata Noval, ada beberapa hal, yakni mengganti laptop milik almarhumah yang rusak, hingga perbaikan kendaraan Toyota Avanza yang jadi saksi bisu insiden ledakan gas CNG itu.
"Laptop yang rusak milik almarhumah Ibu untuk bekerja, saat kejadian itu dibawa di mobil," jelasnya.
Lebih lanjut Noval menyampaikan bahwa berdasarkan kesepakatan awal, mulanya kendaraan Avanza akan diperbaiki seutuhnya setelah perkara selesai. Namun setelah diskusi kembali bersama keluarga, pihaknya meminta agar diganti dengan kendaraan baru.
“Karena istilahnya ada hal traumatis dalam menggunakan mobil itu. Jadi ada kenangan dan keingat lagi, akhirnya kami minta ke perusahaan untuk minta diganti dengan mobil dengan spesifikasi yang sama, dan ternyata perusahaan juga ingin seperti itu, karena khawatir ada memori yang terhidupkan lagi," kata Noval.
“Selama kerugian jelas, kami komunikasikan dengan perusahaan, yang penting komunikasi, kami tidak menuntut berlebihan," pungkasnya.