SUKABUMIUPDATE.com - Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan rumah warga lansia bernama Mulyadi (62 tahun) ambruk pada Senin 4 Desember 2023. Rumah ini berlokasi di Kampung Bangbayang RT 05/03, Desa Bangbayang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB ini. Meski begitu, ruangan kamar dan dapur dalam rumah berukuran 8x6 meter persegi tersebut kondisinya rusak berat akibat tertimbun reruntuhan atap rumah yang roboh.
Kepala Desa Bangbayang, Dadang Suryana melalui Sekretaris Desa, Asep Saepullah mengatakan, saat kejadian Mulyadi tengah berada di rumah anaknya. Asep membenarkan bahwa rumah tersebut hanya dihuni seorang diri oleh Mulyadi yang berstatus duda.
"Pak Mulyadi juga jarang di situ, takut mungkin karena cuaca mulai sering hujan, kondisi atap sudah tidak memungkinkan," ujar Asep kepada sukabumiupdate.com, Selasa (05/12/2023).
Baca Juga: Rumah Lansia Sebatang Kara di Cicurug Sukabumi Roboh Usai Diguyur Hujan Deras
Asep menyebut, Mulyadi diketahui bekerja sebagai buruh bangunan untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. "Kadang-kadang mencangkul, tetapi penghasilannya tidak pasti," ujarnya.
Saat kejadian ambruknya rumah Mulyadi, kata Asep, warga kemudian melaporkan kepada pihak Desa Bangbayang. Pihak Desa lalu bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan BPBD segera meninjau ke lokasi dan bersama-sama warga membersihkan sisa-sisa puing bangunan yang ambruk.
Hasil koordinasi dengan Kepala Desa, lanjut Asep, rumah Mulyadi akan kembali dibangun dengan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT) dari anggaran Desa Bangbayang yang prosesnya nanti secara swadaya dibantu oleh masyarakat.
"Tadi saya udah belanja ke matrial atas instruksi Pak Kades, langsung dikasih sama matrialnya, besok di kirim untuk bahan bangunan rumah milik Mulyadi. Mudah-mudahan bisa secepatnya selesai, kasian juga kalau tidak secepatnya, karena pak Mulyadi untuk sementara masih tinggal di rumah anaknya," paparnya.
Diketahui pasca kejadian, Mulyadi tinggal sementara bersama anak dan menantunya. Masih satu kampung dan 1 RW, hanya beda ke-RT-an yaitu di RT 1.
"Biasanya siang hari, Pak Mulyadi suka tidur, untungnya saat (kejadian) itu, lagi di rumah anaknya," jelasnya.
Asep juga menjelaskan, sebelum ambruk rumah milik Mulyadi memang tak layak huni, sehingga oleh pihak Desa sempat diupayakan untuk mendapatkan bantuan ke Dinas terkait. Namun belum terealisasi karena masih menunggu anggaran.
"Kita sudah berupaya, hanya untuk realisasi kita kan tidak bisa menentukan, tapi Dinas terkait yang menentukan," tandasnya.