SUKABUMIUPDATE.com - Pengurus PGRI Kecamatan Bojonggenteng, Yaman turut mengantarkan almarhumah Heni Handayani ke peristirahatan terakhir.
Heni Handayani (56 tahun) adalah Kepala Sekolah SD Cimuncang Bojonggenteng yang meninggal dunia akibat terdampak ledakan tabung gas CNG (Compressed Natural Gas) yang bocor saat di angkut oleh truk di Jalan Raya Sukabumi-Cibadak tepatnya Kampung Lodaya, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin, 27 November 2023.
Almarhumah Heni Hadayani dikuburkan di pemakaman keluarga di Kampung Bojonggenteng, Desa Berekah, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Selasa (28/11/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
"Kami melaksanakan proses berdoa dulu di makam bersama-sama. Adapun pemakaman tidak jauh dari rumah almarhumah, hanya beda RT, sesuai dengan alamat," ujar Yaman kepada sukabumiupdate.com, Selasa (28/11/2023).
Baca Juga: Kampanye Hari Pertama Capres: Anies di Jakarta, Prabowo Ngantor, Ganjar di Papua
Menurut Yaman, dalam lingkungan sekolah, almarhumah Heni Handayani diakui sebagai sosok yang bertanggung jawab dan berdedikasi, sering berbagi ilmu kepada rekan-rekan di sekolahnya.
"Sampai di organisasi pun seperti itu, saya golongan junior, almarhumah senior. Ilmu-ilmu yang didapat sering disampaikan ke saya," ujarnya.
Selanjutnya, kata Yaman, rasa kehilangan yang luar biasa sebagai rekan almarhumah. "Yang jelas, saya selaku rekannya saja merasa kehilangan yang luar biasa, karena kemarin kita masih bersama dengan beliau mengadakan upacara hari guru," tuturnya.
Yaman menceritakan bahwa almarhumah Heni Handayani sempat menjadi pembina upacara di sekolah sebelum kemudian ada informasi terjadinya kecelakaan. Dengan para petugas upacaranya adalah guru-guru semua, beliau sebagai pembina upacaranya, kemudian personil yang lainnya dari guru.
Baca Juga: Ngerinya Ledakan Gas di Cibadak Sukabumi, Ini Kesaksian Anak Heni Handayani
"Pas sorenya mendapatkan informasi seperti itu, semua merasa seolah tidak percaya atas kabar tersebut. Kalau kata bahasa sundanya, sama kayak di samber heulang (di sambar elang)," tambahnya.
Menurutnya, hubungan almarhumah dengan siswa dan staf sekolah juga sangat baik. "Beliau bisa mengayomi, dengan siswanya juga sama diperhatikan, kolaborasi antara guru dengan kepala sekolah, dengan masyarakat komite, termasuk dengan orang tua siswa dan siswanya sangat bagus," ungkap Yaman.
Yaman mengungkapkan terakhir kali almarhumah berpesan bahwa hidup itu sulit, terutama sebagai PNS yang menunggu penghasilan bulanan. Ia mengajarkan, bagaimana hidup tidak sulit, yaitu dengan sedekah subuh
"Tetapi ingat, ada yang membuat lancar, ketika kita sulit, beliau punya program terpendam, ternyata programnya adalah sedekah subuh yang dikembangkan," tandasnya.
Baca Juga: Layanan Autodebet JMO BPJS Ketenagakerjaan, Kemudahan Pembayaran Iuran Antitelat
Menurut Almarhumah Heni Handayani, tutur Yaman, cara melaksanakan sedekah subuh dengan menyisipkan uang dalam tas saat shalat subuh di rumah. "Nah setelah banyak, baru dikasih ke yang membutuhkan, begitu konsepnya," kata Yaman seraya menyebut sosok perhstian almarhumah perhatian terhadap orangtuanya juga luar biasa," pungkasnya.