SUKABUMIUPDATE.com - Seekor ular sanca kembang atau python reticulatus sepanjang 3 meter dengan bobot 9 kilogram tiba-tiba muncul di tengah aksi unjuk rasa buruh yang menuntut kenaikan upah di depan Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi Jumat (24/11/2023) sore.
Ular itu muncul dan berkeliaran di area parkir samping Masjid Agung Kota Sukabumi atau seberang Pendopo saat cuaca sedang hujan deras. Kehadiran hewan reptil itu sontak menghebohkan sejumlah buruh dan pedagang kaki lima (PKL) yang sedang berteduh di kawasan tersebut. Hingga akhirnya, petugas parkir mendatangi markas Damkar yang berada di belakang gedung Pendopo dan meminta tolong agar ular tersebut dievakuasi.
"Tadi kita ketika kita lagi santai santai di posko tiba tiba ada petugas parkir yang minta tolong ada muncul ular yang berkeliaran di kawasan tempat buruh demo, ularnya sejenis sanca kembang lumayan beratnya sampai 9 kg panjang 3 meter," ujar Kepala Bidang Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Dinas Satpol PP Kota Sukabumi, Ujang Rustiandi kepada sukabumiupdate.com di kantornya.
Baca Juga: Temui Massa Buruh, Wabup Tegaskan Usulan UMK Sukabumi 2024 Naik 7,47 Persen
Kuat dugaan, kata dia, ular tersebut lepas dari dalam karung yang diduga dibawa oleh salah satu pengunjuk rasa. Karena khawatir membahayakan para pengunjuk rasa, ular tersebut kemudian dievakuasi oleh petugas Damkar.
"Berdasarkan informasi didapat ternyata ada yang bawa, ada buruh yang demo atau siapa ternyata dia bawa di dalam karung. Alhamdulillah petugas kita dengan sigap memgambil alih untuk menagkap ular tersebut, saat inidiamankan di posko," ungkap Ujang.
Dikomfirmasi terpisah, Pelaksana Rescue Animal Petuga Pemadam Kebakaran Kota Sukabumi, Edi Ruswandi menceritakan detik-detik penangkapan ular tersebut. Menurutnya ular tersebut masih liar.
"Pas dilihat titik lokasi ular udah melilit di deket kumpulan masyarakat. Itu posisi udah melilit motor, paling lama 3 menitan (evakuasi) kesulitannya disana paling karena banyak motor yang parkir aja jadi agak susah nangkapnya," ujar Edi.
Setelah ular dievakuasi, lanjut Edi, ada seseorang yang diduga kelompok buruh yang sedang berdemonstrasi, mengaku sebagai pemilik dari ular tersebut. Orang tersebut sempat meminta ularnya kembali namun tidak diberikan karena berbahaya.
"Tadi pas mau diambil itu ada yang mengaku bawaan dia sendiri yang lepas. Sempat diminta kembali tapi kita larang soalnya bukan ular peliharaan, masih liar," pungkasnya.