SUKABUMIUPDATE.com - Curug Caweni yang berlokasi di Kampung Cilutung Desa Cidolog, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. Jaraknya sekitar 70 KM dari Kota Sukabumi.
Di sekitar Curug Caweni terdapat banyak goa. Seorang warga kampung Ciastra, Desa Cidolog, Asep (33) menyebutkan diantaranya ada Goa Saron yang posisinya berada di atas Curug Caweni, juga beberapa goa lainnya, yaitu; Goa Kopeah, Goa Buaya, Goa Dahu, Goa Cerelang, dan dibawah curug ada Goa Caweni.
Dari cerita masyarakat, menurut Asep, salah satu goa yakni Goa Saron atau disebut juga Goa Awi Tali merupakan awal cerita dari sepasang suami istri yang sudah lama tidak memiliki keturunan, padahal sudah lanjut usia, sang kakek (suami) kemudian melakukan pertapaan di Goa Saron.
Alkisah, kendati sudah lansia, pasangan suami istri tersebut masih merindukan kehadiran seorang anak. Hingga akhirnya sang sang suami bertapa di Goa Saron yang berada di atas curug.
Dalam pertapaannya, sang suami mendapatkan satu buah telur. Setelah 41 hari, telur tersebut berubah menjadi putri cantik yang kemudian diberi nama Caweni.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Sukabumi Hadiri Sertijab Kades Sagaranten
Setelah dewasa Caweni yang memiliki paras cantik dan menjadi kembang desa. Namun ternyata Caweni bukan wanita biasa, Caweni merupakan sosok titisan Nyi Blorong.
Setelah dewas, putri Caweni kemudian menikah. Namun setiap kali menikah, suaminya selalu meninggal secara mendadak.
Menjanda setelah 98 kali menikah
Dari cerita yang beredar di kalangan masyarakat sekitar menyebutkan bahwa putri Caweni memiliki kisah perjalanan hidup yang sangat memprihatinkan.
Dikisahkan, putri Caweni ini telah menikah sebanyak 99 kali. Namun setiap kali menikah, pria yang telah menyuntingnya selalu meninggal dunia. Tragisnya kedukaan itu terjadi sebelum mereka menikmati malam pertama. Kondisi itu terjadi secara berulang-ulang sampai pada suaminya yang ke 98.
Caweni yang menjadi nama curug ini memiliki arti dalam bahasa sunda adalah janda bengsrat atau janda yang masih suci karena belum tersentuh pria.
Konon, dalam statusnya sebagai janda, Putri Caweni akhirnya bertemu dengan seorang pangeran bernama Prabu Boros Kaso.
Putri Caweni dalam cerita mitos tersebut kemudian mewujud menjadi bebatuan yang mirip manusia yang berada di Curug Caweni.
Baca Juga: Produk Desa Wisata Hanjeli Waluran Sukabumi Tampil di Festival Pangan Internasional
Para wisatawan yang berkunjung ke Curug Caweni banyak yang penasaran akan bentuk bebatuan yang mirip seorang perempuan tengah membungkuk menghadap dinding curug tersebut.
"Ada banyak versi tentang kisah keberadaan Curug Caweni ini. Namun yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan adalah versi yang mengisahkan putri cantik yang menjelma menjadi batu arca tersebut," ungkap Asep kepada sukabumiupdate.com, Sabtu, (18/02/2023) lalu.