SUKABUMIUPDATE.com - Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Sukabumi inisial AN (14 tahun) dilecehkan oleh seorang pria yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) inisial DF (43 tahun).
Menindaklanjuti kejadian tersebut, Dinas Sosial Kota Sukabumi siapkan strategi khusus tangani pelaku jika terbukti ODGJ.
Berdasarkan informasi yang dihimpun sukabumiupdate.com, kasus tersebut sedang ditangani oleh petugas Kepolisian Polres Sukabumi Kota buntut orang tua korban yang sebelumnya meminta rekap medis terduga pelaku untuk membuktikan gangguan kejiwaannya.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Sukabumi, Abdul Muis mengatakan saat ini pihaknya tengah menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas kepolisian.
Baca Juga: Dukung Digitalisasi Keuangan, Pemkab Sukabumi Siap Implementasikan KKI
"Itu sudah masuk ke ranah hukum, saat ini sudah ditangani di Polres (Sukabumi Kota). Kemarin memang ada laporan seperti itu (dugaan pelecehan), tapi ini kasus kan sudah ditangani oleh kepolisian, jadi kami masih menunggu hasil penyelidikan dari Polres dulu pembuktiannya yang bersangkutan itu apakah memang mengalami gangguan jiwa atau tidak?," ujar Muis kepada sukabumiupdate.com, Jumat (17/11/2023).
Menurut Muis, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan petugas kepolisian Resor Sukabumi Kota, mengingat kasus itu melibatkan seorang pria yang diduga mengalami gangguan jiwa.
"Tapi nanti kita juga akan berkoordinasi dengan kepolisian, kalau nanti misalnya kepolisian perlu ada tindakan lanjutan terhadap yang diduga pelaku itu nanti akan kami persiapkan langkah-langkahnya," ucap dia.
Terlebih, terkait penanganan terhadap pelaku yang diduga ODGJ itu, Pihaknya telah menyiapkan skenario penanganannya, bahkan jika diperlukan untuk rehabilitasi, Dinsos bersedia untuk memfasilitasi.
Baca Juga: Ada Baliho dan Spanduk, 15 Ribu APK Disita dari Jalanan Kota Sukabumi
"Untuk itu (perlakuan terhadap pelaku) Dinsos sudah mempersiapkan skenarionya seperti apa, makanya nanti kita lihat dulu hasil penyelidikan dari petugas kepolisiannya seperti apa baru kita dapat mengambil tindakan," pungkasnya.