SUKABUMIUPDATE.com - Nama Israel belakangan ini menguat di telinga masyarakat akibat penjajahannya terhadap bangsa Palestina. Namun banyak yang belum tahu di Kota Sukabumi pernah ada seorang anak yang diberi nama Israel oleh ayahnya sendiri.
Dia adalah Israel, seorang laki-laki warga Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Lahir dan besar di Kota Mochi, Israel kelahiran 15 Januari 1980 ini mengatakan dirinya sama sekali tidak memiliki garis keturunan Israel sebagai entitas penjajah maupun darah Yahudi.
Kepada sukabumiupdate.com, Israel mengatakan nama itu diberikan ayahnya (saat ini sudah meninggal) sebagai ungkapan terima kasih dari pengalaman tak terlupakan sewaktu menginjakkan kaki di tanah Palestina. Ayah Israel diketahui berprofesi sebagai pelaut.
"Ayah saya pelaut dan bekerja di kapal pada bagian mesin. Beliau biasa berkeliling dunia dan saat itu pernah singgah ke negara Palestina. Di situlah sejarah nama Israel diberikan kepada saya,” kata dia pada Selasa (14/11/2023).
Baca Juga: Ikut Aksi Sukabumi Peduli Palestina, Wabup Iyos Dukung Boikot Produk Pro Israel
Putra sulung dari tiga bersaudara pasangan almarhum Djoni Giu dan almarhumah Eha Julaeha ini mengatakan nama Israel didapatnya saat sang ayah melaut ke Palestina pada 1978. Ketika itu, ayahnya bersandar di Palestina, dan sebagaimana pelaut kebanyakan, menggunakan waktu singkat untuk berkeliling.
Mungkin karena terlalu bersemangat menikmati jalan-jalan di Palestina, ayahnya, kata Israel, sampai lupa membawa bekal makan siang.
“Hingga pada kondisi tidak dapat menahan lapar dan kebetulan ada tentara Israel yang berbagi makanan untuk pengganjal perut ayah saya. Meski makanannya tidak banyak, tapi bagi ayah saya makanan itu penyelamat saat kondisi lapar yang tidak tertahan. Sampai akhirnya ayah saya mengeluarkan pernyataan jika memiliki anak laki-laki, akan aku beri nama Israel,” ungkap dia menceritakan sejarah namanya.
Pemberian nama Israel sebenarnya sempat menjadi perdebatan hebat di internal keluarga besar. Terlebih pada 1980, dengan nomor akta 20, nama Israel didaftarkan dalam catatan akta kelahiran oleh ayah dan ibunya di kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Sukabumi.
Singkat cerita, nama Israel pada 1985 diganti menjadi Isra Yanuar Giu. Sejak itu hingga detik ini, keluarga, rekan-rekan, dan orang terdekatnya memanggil dia dengan nama Isro bukan Israel.
“Dalam konteks nama yang diberikan orang tua, tentu saya sangat menghargai karena ada unsur sejarahnya. Tetapi dalam konteks Israel yang mengambil kedaulatan sebuah negara, ini mencederai dan saya mengutuknya,” kata dia saat ditanya perasaan diberi nama Israel dengan Israel yang dibenci warga dunia.
Berdasarkan catatan yang ada, nama Israel sebenarnya sangat berbeda dengan aktivitas kehidupan Israel atau Isra. Israel di Palestina, terkenal kejam, bengis, dan menjajah rakyat Palestina. Sementara Israel di Sukabumi sangat humanis, agamis, dan kadang humoris.
Pekerjaan Isra saat ini merupakan konsultan. Ia salah satu konsultan di Sukabumi yang sudah memegang sertifikat kompetensi penyusun dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Penelitian, survei, dan diskusi ilmiah, merupakan rutinitas pria ini.