SUKABUMIUPDATE.com - Pagar pembatas di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Cikundul, tepatnya berada di Kampung Saluyu, Rt 03/07, Kecamatan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota sukabumi kondisinya kian mengkhawatirkan.
Pantauan langsung sukabumiupdate.com di lokasi, terlihat sejumlah pagar pembatas di Rusunawa yang diketahui memiliki lima lantai itu banyak yang keropos bahkan banyak besinya yang patah.
Warga rusun yang merasa khawatir kemudian inisiatif untuk membuat pagar sementara menggunakan bambu di setiap pagar yang rusak. Pasalnya banyak anak kecil yang sering bermain di area tersebut.
Tedi Kurnia (72 tahun) salah satu warga rusun mengungkapkan kekhawatirannya atas kondisi tersebut. Selain kotor, bangunan yang memiliki lima lantai dengan kondisi pagar pembatas yang rusak itu dikatakannya telah mengalami kerusakan sejak lama.
Baca Juga: BMKG Prediksi Dampak Fenomena El Nino Saat Musim Hujan di Jawa Barat
"Iyah udah semuanya sama, Sama semuanya udah rusak, udah pada patah besinya, pintu juga udah retak retak," ujar Tedi kepada sukabumiupdate.com pada Jumat (3/11/2023).
Selain itu, Tedi sering merasa khawatir atas kondisi tersebut, menurutnya banyak anak-anak yang sering main di area tersebut.
"Ya khawatir juga sih, banyak anak kecil main di sini tapi ya gimana lagi kondisinya udah gini, ini udah lama juga, kira kira ada satu tahun kerusakan ini," kata dia.
"Sebenernya sih diperbaiki juga ini supaya tidak kotor, di tengah-tengah pagar bambunya (rapat) jadi kucing gak bisa masuk, tetep aja sampah berantakan," tambah dia.
Terlebih ia juga berharap ada pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh dinas terkait. "Ya seharusnya ada pemeriksaan juga, banyak juga anak kecil main main. Ngeri juga yah, kadang kadang di masukin, naik (ke atas pagar) namanya anak kecil memanjat gitu," pungkasnya.
Baca Juga: Bocah Korban Kecelakaan Sepeda Listrik di Sukabumi Jalani Operasi di Kepala
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi, Sonny Hermanto menjelaskan bahwa rusunawa merupakan proyek pemerintah yang diperuntukan khusus bagi masyarakat dan tidak berorientasi keuntungan, maka setiap pemeliharaanya harus menyisihkan dari anggaran yang ada.
"Kalau kita kan semuanya juga berbasiskan anggaran, kemudian juga rusunawa itu tidak berorientasi pada profit oriented, karena mau bicara keuntungan gimana kan biaya sewanya juga dibawah (harga pasaran) tapi biaya perawatannya tinggi, maka kita harus mengalokasikan dari APBD untuk bisa membiayai terkait dengan pemeliharaan yang sifatnya membutuhkan anggaran yang besar, tapi kalau pemeliharaan yang sifatnya rutin itu sudah tercover," ujar Sony.
Sony juga mengatakan bahwa pihaknya selalu memprioritaskan kebutuhan yang bersifat mendesak atau memiliki resiko tinggi.
Baca Juga: Sendentary Behavior, Aktivitas Nyaman yang Berdampak Pada Kesehatan
"Kemudian juga kalau kita timbang-timbang antara TPT yang roboh, kemudian juga kalau ada rumah warga yang akan longsor, nah kalau kita lihat urgensinya maka ketika disandingkan dengan perbaikan pagar tentu akan berbanding jauh, maka kita akan lebih memprioritaskan yang lebih urgen terkait dengan keselamatan jiwa," pungkasnya.