SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan jemaah mendatangi kantor penyedia jasa travel haji dan umrah di Jalan Raya Sukaraja-Sukabumi, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Senin malam, 30 Oktober 2023. Mereka mengaku batal berangkat ke tanah suci padahal telah memulai perjalanan menggunakan bus.
Pantauan di lokasi pada Senin malam sekira pukul 22.15 WIB, puluhan jemaah umrah berseragam batik, lengkap dengan kopernya masing-masing, mendatangi kantor penyedia jasa travel itu dengan situasi tegang. Petugas kepolisian dari Polres Sukabumi Kota berjaga di lokasi supaya kondisi tetap kondusif.
Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi sukabumiupdate.com, terdapat kurang lebih 120 jemaah umrah yang batal berangkat. Rinciannya, 80 orang telah melunasi pembayarannya, sedangkan 40 jemaah lainnya dikabarkan belum lunas sehingga tidak memiliki visa untuk mendarat di Arab Saudi.
Jemaah asal Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Siti Aisyah (43 tahun), kecewa karena gagal berangkat. Siti dan jemaah lainnya tiba-tiba diturunkan dari bus di simpang Cibolang Jalan Lingkar Selatan, tepatnya di Masjid Raya Raudhatul Irfan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Senin kemarin.
Baca Juga: Ada Doorprize Umrah, Jalan Sehat Hari Jadi Kabupaten Sukabumi dan Perumdam TJM
"Udah mau ke bandara, disuruh turun sama panitia. Kenapa? Katanya istirahat sebentar. Saya tanya-tanya kenapa? Oh gak jadi berangkat. Ya Allah, astaghfirullah. Udah ke masjid di Cibolang arah Jakarta, udah pelepasan. Udah naik bus mau ke bandara. Kecewanya gitu," kata dia kepada awak media.
Menurut penjelasan yang diperolehnya dari penyedia jasa travel, Siti mengatakan mereka terpaksa membatalkan perjalanan umrah karena sebagian dari jemaah tidak memiliki visa.
"Katanya belum ada visa. Kalau paspor udah ada. Kan uang saya udah lunas semua (12 orang rombongan Siti). Ada 80 orang yang udah lunas, tapi membela 40 orang yang belum lunas. Terus sekarang belum ada visa. Total saya Rp 350 juta buat 12 orang. Udah beres semua, dua minggu sebelum berangkat," ujarnya.
Siti mengaku bukan orang berkecukupan, melainkan petani yang ingin pergi umrah dengan uang seadanya yang dia kumpulkan sejak lama dari hasil kerja di kebun.
"Namanya juga petani, punya uang juga bukan karena orang berada, tapi emang karena udah pengen berangkat semuanya keluarga. Kecewa, malu sama tetangga, sama semua orang. Anak enggak mau ke sekolah lagi karena malu sama temen-temennya," ucap dia.
Siti mengatakan kedatangannya ke kantor penyedia jasa travel pada malam kemarin tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Setelah pertemuan malam itu, Siti mengaku akan diberangkatkan pada 14 November 2023, namun tidak ada jaminan.
"Sempet ketemu (pihak travel), katanya mau tanggal 14 diberangkatkan, tapi belum tentu. Saya mah mau uang kembali aja karena kecewa," katanya.
Siti bersama sejumlah keluarganya kemudian berangkat ke Mapolres Sukabumi Kota untuk membuat pelaporan atas apa yang dialaminya.
Kapolsek Cikole AKP Cepi Hermawan mengatakan pihaknya sempat memfasilitasi mediasi kedua belah pihak agar situasi tetap kondusif dan persoalan dapat terselesaikan.
"Kami coba memediasi jemaah dengan pihak travel supaya tidak terjadi gangguan kamtibmas. Saya juga tidak mencari siapa yang salah, siapa yang benar, karena harus melalui proses. Ada juga sebagian yang menyadari (duduk perkara), dan ada sebagian yang tidak," katanya.
Hingga berita ini tayang, sukabumiupdate.com berusaha meminta keterangan pihak travel.