SUKABUMIUPDATE.com - Hadirnya Tol Bocimi seksi 2 Cigombong-Cibadak dengan keluar tol di Desa Sundawenang Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi ternyata berdampak terhadap penurunan omzet sejumlah pedagang di jalur arteri ruas Sukabumi-Bogor. Bahkan sejumlah kios atau warung kecil terpaksa tutup karena sepi pembeli.
Hal itu terjadi di sepanjang Jalan Cipanggulan, Kampung Bojong Larang RT 10/RW 04, Desa Pondokkasolandeuh, Kecamatan Parungkuda. Bahkan sebuah toko oleh-oleh di jalan tersebut tepatnya di sekitar Masjid Nurul Anda terpaksa pindah lokasi karena merasakan sepinya konsumen sejak dibukanya exit tol Bocimi seksi 2 pada 7 Agustus 2023 lalu.
"Awalnya, situasi tidak seperti ini. Sekarang, kami benar-benar sepi, bahkan sejumlah kios di sebelah sini terpaksa harus ditutup karena tidak ada pelanggan yang berbelanja," kata Ujang (50 tahun) pemilik kios warung makan di jalan Cipanggulan kepada sukabumiupdate.com, Rabu (25/10/2023).
Menurut Ujang, sebelum exit tol Parungkuda dibuka, hampir setiap jamnya banyak mobil pribadi yang mampir ke warungnya untuk beristirahat dan membeli makanan.
"Namun sekarang, situasinya berbeda, dan nyaris tidak ada kendaraan yang mampir, bahkan hingga larut malam ditunggu pun, masih sepi pembeli," ungkapnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Akan Segera Cairkan Anggaran Tol Bocimi Cibadak-Sukabumi Barat
Dari 8 kios yang berdiri di sekitar Mesjid Nurul Anda Jalan Cipanggulan, Ujang mengatakan hanya dua di antaranya yang bertahan, yakni penjual sekoteng dan warung kopi. Namun, keduanya pun sering kali harus menutup lebih awal, terutama pada waktu magrib, karena sepi konsumen.
"Dulu, kami biasanya buka hingga waktu salat isya. Sekarang, saat magrib tiba, kami sudah bersiap-siap untuk pulang," katanya.
Kondisi sepi pembeli akibat hadirnya Tol Bocimi Seksi 2 ini juga menimpa Toko Asgar. Toko oleh-oleh tersebut kini tutup dan memutuskan pindah lokasi karena minimnya pengunjung.
"Kami merasakan dampak yang sangat besar bagi para pedagang di sini. Penjualan kami menurun drastis setelah exit tol Parungkuda dibuka. Dulu, para pengemudi mobil pribadi sering mampir sebelum memasuki tol Cigombong untuk membeli oleh-oleh," kata Sahrul (24 tahun), seorang pegawai Toko Asgar.
Sahrul menjelaskan bahwa Toko Asgar telah berdiri selama enam tahun sebelum akhirnya harus memutuskan untuk menutup toko mereka di Jalan Cipangulan.
"Soalnya langganan yang dulu suka mampir untuk beli, sekarang langsung melewati tol Bogor-Ciawi-Sukabumi seksi 2," kata Dia.
Bahkan, kata Sahrul, dampak pertama dari tol ini terasa saat musim Natal (nataru), sekira Desember 2022 pertama kali tol tersebut dibuka secara fungsional. Setelah itu, saat lebaran tiba dan tol dibuka kembali fungsional, yang biasanya menjadi momen ramai bagi pedagang, justru menjadi masa sepi.
"Omzet kami yang sebelumnya mencapai Rp 10 juta dalam seminggu, terutama pada akhir pekan yang selalu ramai, menurun drastis, hanya mencapai Rp 2 juta per minggu," ungkap Sahrul.
Diakui Sahrul, kondisi ini akhirnya memaksa pemilik toko untuk mengambil keputusan sulit. Pada bulan Oktober 2023, setelah melewati lebih dari sebulan penurunan omset akibat tol tersebut, memutuskan untuk pindah ke sekitar Exit Tol Parungkuda.
"Mungkin kalau gak pindah repot, mudah mudahan di sini bisa berkembang lagi," pungkasnya.