SUKABUMIUPDATE.com - Program yang diluncurkan Bulog terkait Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Parungkuda Kabupaten Sukabumi masih belum terealisasi. Hal ini disebabkan oleh belum terpenuhinya berbagai dokumen persyaratan yang diperlukan oleh toko penyalur.
Koordinator Unit Pasar Parungkuda, Usep Rustandi, mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu kabar dari salah seorang pedagang, yang harus melengkapi persyaratan yang diperlukan.
"Diketahui, satu pedagang, H. Nanang, belum menyelesaikan persyaratan karena NPWP-nya belum terverifikasi," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (25/10/2023).
Usep mengatakan, persyaratan yang dibutuhkan termasuk NIB dan NPWP. Mereka sedang menunggu proses verifikasi tersebut. Setelah semuanya selesai, kemudian pihaknya akan melaporkan ke Bulog.
Baca Juga: Bapenda Sukabumi Dampingi Sekda Ade Hadiri Rapat Rekonsiliasi Panas Bumi 2024
Usep menuturkan, sebelumya itu di Pasar Parungkuda ada 4 kios beras yang akan ikut program Bulog, terus ketika disurvei menjadi 3 kios, karena pemilik kiosnya sakit. Jadi ketika disurvei sedang tidak ada, makanya diganti dengan pedagang yang lain. Namun, kini ada penambahan 2 kios, jumlahnya menjadi 5 kios.
Akibatnya, sambung Usep, jumlah pasokan beras dari 8 ton per minggu menjadi 10 ton, dengan masing-masing pedagang menerima 2 ton setiap minggunya.
"Hal ini terjadi karena ada permintaan tambahan dari salah seorang pedagang yang ingin mendapatkan jatah distribusi beras dari Bulog untuk dijual. Permintaan ini akhirnya disetujui oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian," jelasnya.
Terkait dengan jadwal distribusi, kata Usep, masih belum ada informasi pasti. Namun, ketika persyaratan selesai, pihak Bulog akan memberitahu masing-masing pedagang.
"Intinya kalau udah selesai persyaratan, nanti dilaporkan ke bulog dan nanti masing-masing pedagang ditelpon, untuk konfirmasi kapan mau dikirim barangnya, karena pedagang juga harus menyiapkan dana," jelasnya.
Baca Juga: Di Sukabumi, Harga Cabai Rawit Merah Naik Hingga Tembus Rp 80 per Kg
Usep juga menjelaskan bahwa distribusi akan terus dilakukan sampai harga beras kembali normal. "Yang penting tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan, intinya ingin menyeimbangi supaya normal, soal harga," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Perdagangan dan Perindustrian atau Disdagrin Kabupaten Sukabumi memantau harga beras di sejumlah kios di Pasar Parungkuda, Selasa, 17 Oktober 2023.
"Salah satu perhatian terfokus pada harga beras, karena hari ini, secara nasional beras itu penyumbang inflasi tertinggi, Inflasi disebabkan oleh pengurangan panen beras di beberapa tempat akibat El-Nino," ujar Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan dan Stabilitas Harga Disdagrin Kabupaten Sukabumi, Ujang Zulkifli kepada sukabumiupdate.com.
Dalam pemantauannya di Pasar Parungkuda, Ujang melaporkan bahwa meskipun terjadi kenaikan harga beras, namun masih dalam batas relatif yang dapat diterima.
Baca Juga: 19 Khasiat Ubi Jalar Madu, Dari Sukabumi Ekspor hingga Ratusan Ton ke Singapura
"Kisaran harga beras medium berkisar antara Rp 13-14 ribu per kilogram, sedangkan beras premium di atas Rp 14 ribu per kilogram," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, kata Ujang, pihaknya juga melakukan verifikasi terhadap usulan dari UPTD Pasar Parungkuda mengenai ketersediaan beras dari Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog.
"Hasil verifikasi menunjukkan bahwa dari 4 kios yang direncanakan, hanya 3 yang memenuhi syarat untuk menerima beras SPHP dengan harga maksimal Rp 10.900 per kilogram," jelasnya.
Dalam upaya mengendalikan distribusi beras SPHP, Ujang menyebut bahwa tiga kios di Pasar Parungkuda tersebut hanya diperbolehkan membeli maksimal 2 ton beras per minggu dari Bulog. "Sehingga jumlah maksimal yang diminta adalah 6 ton," katanya.