SUKABUMIUPDATE.com - Kebakaran di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikundul, Kota Sukabumi, belum sepenuhnya padam hingga pukul 17.30 WIB, Minggu (22/10/2023). Asap masih terlihat mengepul dari TPA yang berlokasi di Kampung Saluyu, Rt 05/07, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu itu.
Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Sukabumi Ujang Rustiandi menyampaikan pihaknya mengalami kendala dalam memadamkan api di TPA Cikundul, antara lain kondisi lahan sampah yang didominasi sampah plastik, lalu gunungan sampah yang curam dan sulitnya akses ke lokasi titik api.
"Ini lokasinya (titik api) agak jauh dari titik parkir mobil ke lokasi kebakaran ada sekitar 100 meter, jadi kita membutuhkan selang yang lumayan panjang," kata Ujang kepada sukabumiupdate.com di lokasi.
Baca Juga: TPA Cikundul Sukabumi Kebakaran, Diduga Karena Gas Metan
Dalam proses pemadaman ini, dia mengatakan telah meminta bantuan armada kendaraan pemadam dari Kabupaten Sukabumi.
"Tadi kami dapat laporan (kebakaran) sekitar jam setengah satu mengenai kejadian kebakaran di TPA Cikundul ini, dan kami langsung mengerahkan empat armada mobil pemadam kebakaran untuk segera mengatasi kebakaran disini. Kita juga meminta bantuan dari Damkar Kabupaten jadi totalnya ada 7 mobil damkar yang diturunkan dan satu tangki air dari PMI," jelasnya.
Menurut Ujang, api diduga muncul dari dalam tumpukan sampah yang mengandung gas metan. Oleh karena itu, ia juga memerintahkan kepada anak buahnya untuk berhati-hati dalam melaksanakan tugas.
"Untuk korban tidak ada, tapi bagi kita saja yang ada di lokasi karena bau sampah dan asap jadi sedikit sesak, jadi semua petugas juga disini menggunakan masker karena ditakutkan ada gas metan yang keluar terus dengan bau sampah dan bau asap yang lumayan menyengat kan jadi teman-teman kita juga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan tugas," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Lembursitu AKP Agus Suherman mengatakan, peristiwa kebakaran TPA Cikundul ini pertama kali diketahui warga sekitar pukul 12.15 WIB. Kebakaran diduga dipicu oleh teriknya sinar matahari dan gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah.
"Menurut informasi dari karyawan DLH (Dinas Lingkungan Hidup), api tersebut diduga berasal dari sampah gas metan yang sudah lapuk dan terkena panas sinar matahari," kata Agus dalam keterangan yang diterima sukabumiupdate.com.
Agus menuturkan, data sementara lahan tempat pembuangan akhir sampah yang terbakar tersebut diperkirakan kurang lebih seluas 500 meter persegi.