SUKABUMIUPDATE.com - Dalam rangka memperingati Hari Museum Nasional tahun 2023, Disbudpora Kabupaten Sukabumi menggelar acara pameran temporer, UKM, dan permainan tradisional anak di halaman Museum Palagan Bojongkokosan, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Rabu (18/10/2023).
"Kegiatan ini merupakan upaya untuk menghadirkan kaulinan barudak, makanan jadul, perlengkapan zaman dulu, serta permainan tradisional anak," ujar Sekretaris Disbudpora Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani kepada sukabumiupdate.com.
Anita mengatakan, kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis 18-19 Oktober 2023 serta bertujuan mengingatkan generasi muda akan warisan budaya melalui permainan tradisional. Kegiatan ini juga bertujuan agar anak-anak mengenal permainan tradisional dan menghindari bermain gadget berlama-lama.
"Seperti gasing bambu, egrang, bakiak, panahan, damdaman, dan penyerahan perlombaan ada di sini. Anak-anak sekarang sudah lupa tentang permainan tradisional, dan kegiatan ini diharapkan bisa memperkenalkan kembali permainan-permainan tersebut," jelasnya.
Tak hanya permainan tradisional, dalam upaya meningkatkan kunjungan, Disbudpora mengundang sekolah-sekolah dan menyiapkan narasumber terbaik untuk menjelaskan sejarah Museum Palagan Bojongkokosan.
"Walaupun sebenarnya, keberadaan museum ini sudah mulai banyak dikenal masyarakat, terutama di kalangan pelajar, tapi melaui pameran museum yang terus-menerus, diharapkan pengetahuan masyarakat tentang keberadaan museum dan situs budaya di Kabupaten Sukabumi semakin meningkat," pungkasnya.
Sementara itu, Guru SDN Pondokaso Landeuh, Dudi Ramdani, dengan semangat mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Disbudpora Kabupaten Sukabumi.
"Saya ingin mengingatkan kembali, karena saya juga udah agak lupa kaya damdas, ini waktu kecil padahal suka main damdas dan egrang," ujar Dudi.
Dalam pernyataannya, Dudi Ramdani berbagi kenangan tentang permainan tradisional yang pernah digemari di masa kecilnya.
"Banyak lah permainannya, karena badan udah besar, sekarang agak susah main egrang, jadi ada tingkat kesulitan tersendiri," tuturnya.
Menurutnya, dengan adanya kaulinan barudak yang dulu, anak-anak sekarang bisa mendapatkan keuntungan karena tidak terlalu banyak terpaku pada permainan gadget.
"Apalagi anak sekarang yang terbiasa main gadget, main hp, bagusnya sih digalakan lagi," imbuhnya.
Dudi menekankan pentingnya mengenalkan kembali permainan tradisional di tengah dominasi teknologi modern.
"Dengan permainan seperti ini, selain ada sisi olahraganya, ada kesenangan tersendiri buat saya pribadi. Itu mungkin salah satu permainan tradisional yang memiliki gairah tersendiri," jelasnya.
Bahkan, Ia sangat setuju jika permainan tradisional digalakkan kembali, bukan sebagai tindakan anti-teknologi, melainkan sebagai bentuk pengenalan kembali akan keberagaman permainan sebelum era modern.
"Sangat setuju bila digalakan kembali, agar tidak terlalu fokus ke handphone. Bukan anti-teknologi, tapi sebelum ada modern kan, tentunya ada tradisional dulu, jadi semuanya bisa terangkum lah," tandasnya. (ADV)