SUKABUMIUPDATE.com - Habib Bahar bin Smith menyampaikan kronologi kejadian nahas yang menimpa empat santrinya di Pantai Sunset Kabupaten Sukabumi, Selasa (17/10/2023). Dalam insiden tersebut 1 santri berinisial Kh (15 tahun) meninggal dunia usai tenggelam terseret ombak. Sementara 3 santri lainnya yaitu Ib (12 tahun), Ra (12 tahun), dan Ri (14 tahun) berhasil diselamatkan.
Menurut pimpinan Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin Bogor itu, ia dan santrinya datang ke Sukabumi untuk mengisi acara maulid nabi di Palabuhanratu. Habib Bahar sendiri mengisi ceramah dan santrinya akan mengiringi salawat.
“Jadi kami kemarin perjalanan saya baru pulang ceramah dari luar kota, kami sudah agendakan saya mau ceramah di daerah Palabuhanratu, jadi kami bawalah santri-santri dari pesantren, itu ada satu bus yang dibawa, sebagian yang mau baca maulid, baca salawat, sebagian juga main hadroh," ujar Habib Bahar kepada awak media di RSUD Palabuhanratu, Rabu (18/10/2023).
Baca Juga: 4 Santri Habib Bahar Tenggelam di Pantai Sunset Sukabumi, 3 Selamat-1 Hilang
Habib Bahar menuturkan, sebelum ke lokasi acara maulid, ia dan rombongan transit terlebih dahulu di salah satu vila di kawasan Pantai Sunset, Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok. Sesampainya di sana, Habib Bahar sempat mewanti-wanti dan memperingatkan santrinya untuk tidak berenang di laut.
"Saya sudah sampaikan jangan ada yang berenang, saya sudah peringatkan jangan ada yang berenang, sebab ombaknya ombak besar di Palabuhanratu, kedua ketika sudah sampai kami sampaikan lagi ke pengurus-pengurus pondok lihatin anak-anak jangan ada yang berenang, bahkan anak saya waktu di pinggir-pinggir saya tarik semua, sudah dilarang semua," jelasnya.
Namun, ternyata korban bersama tiga orang santri lainnya nekat berenang. Mereka kemudian tiba-tiba digulung ombak hingga terseret ke tengah.
“Tapi wallahualam, namanya mungkin anak kecil, apalagi kami di Bogor sana kan hutan semua jarang lihat laut, senang bahagia lihat laut, sehingga mereka mandi di laut. Saat itu saya lagi posisi di atas (lantai atas vila), tiba-tiba ada tiga orang yang minta tolong, nah belakang tiga orang ini almarhum, nah almarhum sama Ib pegangan tangan, tapi Ib posisinya didepan, almarhum dibelakang," ungkap Habib Bahar.
Baca Juga: Tersangkut Jaring Nelayan, Santri Habib Bahar Tewas Terseret Ombak Laut Sukabumi
Saat itu, murid Habib Bahar, Habib Muhazir, berusaha menolong korban. Bahkan adiknya Habib Jafar sampai loncat dan berenang ke tengah laut sejauh 60 meter untuk menolong santri bernama Ib, saat itu tiga orang santri berhasil diselamatkan, namun korban yakni Kh tidak tertolong.
“Ketika Habib Jafar pegang tangannya si Ib, Kh sudah enggak kelihatan lagi, dibawa lah tiga-tiganya di bawah dikasih air apa semua, saya baru dengar (Kh tidak tertolong) langsung saya loncat saya pergi ke tengah laut, udah enggak ketemu apa-apa," ucap Habib Bahar.
"Nah baru di situ datang bapak-bapak saudara-saudara dari kepolisian, dari tentara dari Basarnas baru datang semua di situ," sambungnya.
Habib Bahar menambahkan jenazah almarhum Kh baru ditemukan keesokan paginya. Habib Bahar menyampaikan bahwa almarhum memiliki dua keutamaan dalam meninggal. Pertama, meninggal sebagai syahid, yang dalam pandangan agama adalah salah satu dari sedikit kematian yang tergolong syahid. Kedua, meninggal dalam keadaan menuntut ilmu, yang juga dianggap sebagai syahid.
"Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Apa pun di dunia ini, suatu saat akan hancur dan binasa, kecuali Allah. Termasuk dalam peristiwa yang menyedihkan ini, kami keluarga besar Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin merasakan duka cita yang mendalam. Kami ingin menyampaikan duka cita kepada keluarga besar serta orang tua almarhum," tuturnya.
Habib Bahar juga memberikan saran kepada pemerintah dan pengelola pantai untuk lebih menjaga keamanan pantai, bukan hanya pada hari libur, tetapi setiap hari. Ini termasuk pengaturan pengunjung dan pemantauan pantai secara lebih efektif untuk mencegah insiden serupa.
"Alhamdulillah orang tuanya tegar, dan nanti Insyaallah dari sini kami langsung pergi ke rumah duka, murid saya ribuan sudah menunggu di sana akan kita salat kan, makamkan, doa, tahlil 7 hari dan kalau bisa kasih saran, pantai ini coba dijaga jangan di hari weekend saja. Kalau bisa dijaga setiap hari karena kan banyak pengunjung," pungkasnya.