Sebut Wanita Sukabumi Tewas Bukan Dianiaya, 2 Polisi Akan Diadukan ke Propam

Selasa 10 Oktober 2023, 19:10 WIB
Gregorius Ronald Tannur anak anggota DPR RI tersangka penganiayaan berujung kematian wanita Sukabumi DSA (Sumber : Istimewa/Instagram)

Gregorius Ronald Tannur anak anggota DPR RI tersangka penganiayaan berujung kematian wanita Sukabumi DSA (Sumber : Istimewa/Instagram)

SUKABUMIUPDATE.com - Kasus tewasnya wanita Sukabumi, Dini Sera Afrianti (DSA), akibat dianiaya oleh pacarnya Gregorius Ronald Tannur (GRT) berbuntut panjang. Pasalnya, kuasa hukum korban, Dimas Yemahura akan melaporkan 2 polisi yang diduga mengaburkan fakta hukum kematian korban.

Kedua polisi tersebut, yakni Kanit Reskrim Polsek Lakarsantri dan Kapolsek Lakarsantri terancam akan dilaporkan ke Propam.

Melansir dari akurat.co, pelaporan dua polisi tersebut imbas dari keterangan yang disampaikan Kanit Reskrim Polsek Lakarsantri, Iptu Samikan, dan Kapolsek Lakarsantri, Kompol Hakim, yang mengatakan kepada media jika DSA tewas bukan akibat penganiayaan melainkan karena sakit.

Keduanya juga mengatakan tidak ada luka lebam pada tubuh Dini. Pernyataan ini pun dinilai terburu-buru sehingga dapat menutupi fakta hukum.

Baca Juga: Cerita Pilu Keluarga Wanita Sukabumi yang Tewas Dianiaya Anak Anggota DPR RI

"Menurut saya, pernyataannya ini dapat menimbulkan kegaduhan, artinya dapat menutupi fakta hukum yang selama ini sudah berjalan," kata Dimas Yemahura seperti dikutip akurat.co, Selasa (10/10/2023).

"Bayangkan kalau statement mereka ini dijadikan dasar hukum pasti kasus ini tidak akan pernah terungkap. Tindakan tersebut menghalangi proses hukum yang berjalan," lanjut dia.

Setelah kasus diambil alih oleh Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya barulah ditemukan fakta bahwa Dini merupakan korban penganiayaan oleh kekasihnya sendiri Gregorius Ronald Tannur.

Hal ini berdasarkan hasil autopsi yang menunjukkan luka memar di beberapa bagian tubuh dan pendarahan di dalam organ tubuh Dini. Kasus ini pun telah mendapat perhatian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Baca Juga: 5 Kecamatan Terluas di Kabupaten Sukabumi, Lega Pisan!

Diketahui, Kompolnas mendorong keluarga DSA untuk melaporkan anggota polisi yang memberi pernyataan Dini tewas bukan karena penganiayaan.

Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, menyarankan untuk melapor ke Propam Polrestabes Surabaya.

"Diduga yang bersangkutan (Iptu Samikan) hanya mendengar dari tersangka. Oleh karena itu, Kompolnas mempersilakan pengacara dan keluarga korban melaporkan ke Sie Propam Polrestabes Surabaya," ujarnya.

Saat ini keluarga dan kuasa hukum DSA masih menyusun laporan untuk anggota polri tersebut. Kuasa hukum Dini berencana akan menggabungkan dengan permasalahan yang ditemukan selama penyelidikan.

Baca Juga: 10 Cara Mendidik dan Menjaga Kesehatan Mental Anak yang Wajib Orang Tua Tahu

Kapolsek Lakarsantri Dicopot dari Jabatannya

Tak lama setelah pernyataan yang dilayangkan Kapolsek Lakarsantri, Kompol Hakim, mengenai kematian Dini, ia pun dicopot dari jabatannya.

Namun Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Haryoko Widhi, menyebut tidak ada sangkut pautnya antara pencopotan jabatan Hakim dengan kasus Dini. Menurutnya, Kompol Hakim sedang menjalani masa pemulihan karena sakit batu empedu.

Sebelumnya diberitakan sukabumiupdate.com, wanita asal Cisaat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, DSA (27 tahun) tewas setelah dianiaya kekasihnya Gregorius Ronald Tannur (31 tahun). Hasil pemeriksaan tim medis di Surabaya mengungkap sejumlah luka di bagian luar dan dalam tubuh, bahkan 4 tulang iga perempuan single parent ini patah.

Baca Juga: Jangan Bingung! Yuk Kenali Jenis Tantrum dan Cara Mengatasinya

Kekinian, Polrestabes Surabaya telah menetapkan Gregorius Ronald Tannur sebagai tersangka kasus penganiayaan berujung tewasnya DSA. Satu persatu cerita terkait kematian tragis DSA, mulai terungkap salah satunya dari tim medis.

Seperti pelaku berupaya mengarang cerita, agar kematian DSA ini karena menderita sakit asam lambung. Melansir suara.com, Ronald berusaha mengelabui pihak rumah sakit saat membawa korban Dini ke National Hospital di Surabaya.

Usai mengetahui kondisi pacarnya melemah, Ronald membawa DSA ke National Hospital, Rabu (4/10/2023) sekitar pukul 02.32 WIB. Kedatangan DSA langsung ditangani tiga orang tenaga kesehatan, mengecek kondisi DSA yang saat itu berada di jok depan mobil.

Baca Juga: Terapkan Buka Tutup, Dinas PU: 1 Bulan Pengecoran Jalan Caringin-Cidahu Sukabumi

Dokter yang memeriksa menyatakan Dini telah meninggal 30-40 menit sebelum tiba di rumah sakit. Mengetahui itu, Ronald yang merupakan anak anggota DPR RI ini berteriak histeris.

National Hospital kemudian merujuk jenazah Dini ke RSUD dr. Soetomo. Ronald tidak diizinkan untuk membawanya pulang, dan surat kematian juga tak bisa diterbitkan karena status Died on Arrival (DOA).

Akhirnya, jenazah DSA dibawa ke RSUD dr. Soetomo. Dokter jaga forensik di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu langsung menaruh kecurigaan. Pasalnya, kondisi jenazah penuh lebam, sedikit berbeda dengan keterangan Ronald bahwa DSA tewas karena serangan jantung dan asam lambung.

Ronald kemudian mencoba menyamarkan kematian kekasihnya ini dengan membuat laporan kematian ke Polsek Lakarsantri Surabaya. Jajaran Polsek Lakarsantri sempat mempercayai keterangan Ronald.

Baca Juga: 7 Cara Menghadapi Orang yang Suka Cari Muka, Tetap Bersikap Tenang

Masih dari suara.com, Kanit Reskrim Iptu Samikan mengeluarkan keterangan kepada media bahwa korban meninggal karena asam lambung. "Punya gejala lambung. Pucat kondisinya. Ada muntah satu kantong kresek di kamar apartemennya. Gak ada memar di tubuhnya," ujar Samikan dikutip dari Beritajatim.com--media partner Suara.com pada Rabu (04/10/2023).

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Food & Travel22 November 2024, 08:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa