SUKABUMIUPDATE.com - Pantai Cibutun Loji yang terletak di Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, kini tengah disorot publik usai diviralkan Pandawara Group sebagai Pantai terkotor nomor 4 di Indonesia.
Jauh sebelum sekarang dipenuhi banyak sampah, pantai yang satu hamparan dengan Pantai Talanca di Desa Loji itu dulunya dipenuhi batu karang. Hal itu disampaikan salah satu warga sekitar Jujun (50 tahun).
Menurut Jujun, sampah sendiri mulai menumpuk di pesisir Pantai Loji sejak adanya pemecah ombak milik PLTU Palabuhanratu.
"25 tahunan yang lalu di sini (Pantai Cibutun Loji) batu karang semua, besar besar, terus Muara Cibutun itu dalam. Kondisi (tumpukan sampah) ini baru, dulu engga banyak sampah, semenjak itu (pemecah ombak) PLTU ada, baru sampah ke sini, kan mentog dari PLTU," ujar Jujun kepada sukabumiupdate.com saat ikut bebersih pantai bersama Pemkab Sukabumi dan Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi, Rabu (4/10/2023).
Baca Juga: Polres Sukabumi Selidiki Sumber Sampah Kain yang Kotori Pantai Loji
Hal serupa juga disampaikan Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin yang meninjau langsung pembersihan pesisir Pantai Loji. Berdasarkan keterangan Kades Sangrawayang Muhtar, sampah kiriman Sungai Cimandiri dan Cibutun makin menumpuk ke Pantai Loji diduga akibat adanya bangunan pemecah ombak PLTU.
"Tadi saya tanya Pak Kades (Sangrawayang) sejak kapan sampah seperti ini. Jadi sejak dulu, sejak beliau belum menjabat, jadi sudah lama sekali dan beliau orang sini. Tapi dulu itu setiap air pasang (sampah) ketarik (ke laut) lagi jadi tidak sampai bertimbun seperti ini, sejak ada PLTU membuat pemecah ombak nah itu terkonsentrasi di sini menjadi banyak seperti ini," ujar Bey kepada awak media.
Dalam kunjungannya ini, Bey Machmudin juga sempat berbincang dengan Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede dan Dandim 0622 Kabupaten Sukabumi Letkol Inf Anjar Ari Wibowo. Menurut Bey, sampah yang berada di sepanjang pantai yang masuk wilayah Desa Sangrawayang dan Loji itu rata-rata sampah anorganik seperti kain.
"Setelah melihat ternyata hampir semuanya anorganik. Pak Kapolres, Pak Dandim, Pak Kades juga, membenarkan bahwa ini adalah limbah semacam limbah kain, limbah garmen, dan semuanya sejenis," ujar Bey.
Baca Juga: Misteri Tewasnya Warga Cisaat Diduga Korban Tabrak Lari di Sukaraja Sukabumi
Bey menuturkan, kondisi sampah di pesisir pantai yang masuk dalam kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu ini juga kerap dibersihkan. Terakhir pada Juni lalu, Kodim 0622 dan Pemkab Sukabumi serta masyarakat juga melakukan aksi bersih-bersih serupa seperti saat ini.
"Itu juga sering dibersihkan, terakhir pak Dandim. Juni sampai Juli dibersihkan, sekarang sudah ada lagi setinggi ini. Artinya tetap kesadaran kita untuk buang limbah sampah itu tetap masih sangat rendah jadi hanya ingin gampangnya saja dibuang ke sungai dibuang ke laut, seperti itu nah itu yang harus kita lakukan sosialisasi," ujar Bey.
Untuk mengatasi permasalahan sampah ini, Bey kemudian meminta Polres Sukabumi dan Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi untuk melakukan penelusuran. Tujuan dari penelusuran ini adalah untuk mengidentifikasi apakah sampah tersebut berasal dari limbah industri atau ada sengaja yang membuang sampah ke pantai.
"Saya minta ke pak Kapolres, pak Dandim dibantu TNI juga mulai melakukan penelusuran di mana ini permasalahannya. Apakah dari limbah industri atau jangan-jangan ada kapal dan mobil yang memang khusus membuang limbah, karena ini sejenis (limbah tekstil)," tuturnya.
Sambil melakukan penelusuran, kata Bey, semua pihak harus turut memperkuat tata kelola sampah. Salah satu upayanya dapat dilakukan pada tingkat rumah tangga melalui pemilahan sampah.
"Saya minta tadi, jangan hanya kita bersihkan, tapi dari hulunya kita mulai seperti apa," ucap Bey.