SUKABUMIUPDATE.com - Setiap memasuki musim kemarau panjang, sumur dadakan yang sengaja dibuat di lahan persawahan menjadi alternatif atau solusi sementara bagi warga di Kampung Citiwuan, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan air bersih.
Pasalnya, sumur sebagai sumber mata air bersih sehari- hari di setiap rumah warga banyak yang mengering. Hal itu disampaikan warga sekitar, Rini Rohayati (31 tahun).
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, saat ini ia bersama tetangganya memanfaatkan sumur dadakan yang jaraknya sekitar 150 meteran dari rumahnya.
"Awalnya memanfaatkan sumur tua, namun karena jaraknya cukup jauh, sekitar 500 meter, jadi warga terpaksa membuat sumur dadakan dengan kedalaman 4 meter. Jaraknya dari rumah 150 meteran, lumayan tapi bisa dilalui oleh motor," ujar Rini kepada sukabumiupdate.com, Jumat (29/9/2023).
Baca Juga: Sungai Cikaso Sukabumi Mengering, Warga Berharap Segera Turun Hujan
Menurut Rini, sumur dadakan tersebut selain diambil airnya melalui jerigen, juga bisa jadi tempat mencuci. Sedangkan untuk keperluan mandi, warga biasanya memanfaatkan sumur tua karena lokasinya tertutup.
"Kalau mandi di sini (sumur dadakan) jarang paling ada yang ngambil air aja ditaruh ke jerigen lalu diangkut ke rumahnya, jadi mandi di rumah. Jadi kalau di sini hanya mengambil atau mencuci bisa di sini," jelasnya.
Terkait sumur tua, Rini menyebut sudah lama tidak digunakan, namun airnya masih subur.
"Dulunya di sana ada pemukiman, namun mereka sudah pindah kepinggir jalan. Lokasi sekarang dijadikan kebun dan dekat sawah. Memang ada juga sebagian warga yang mengambil air ke sumur tua tersebut, namun biasanya mereka suka ramai ramai," ungkapnya.
Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh dari Camat Purabaya, Mulyadi. Beberapa desa di Kecamatan tersebut yang terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini adalah Desa Neglasari, Desa Purabaya, Desa Pagelaran dan Desa Cimerang. Dari keempat desa tersebut, sebanyak 12 kampung yang terdiri dari 3.046 KK telah mendapatkan bantuan air bersih pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2023 termasuk diantaranya 130 KK dari Kampung Citiwuan.