SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pertanian atau Distan Kabupaten Sukabumi mencatat ada seluas 6.400 hektare lahan pertanian yang terdampak kekeringan akibat fenomena El Nino.
Kepala Distan Kabupaten Sukabumi, Sri Hastuty Harahap menjelaskan, El Nino yang menyebabkan kemarau panjang jelas berdampak pada lahan pertanian terutama pesawahan yang membuat padi sulit ditanam karena lahan kekeringan.
“Kami menerima laporan bahwa lebih dari 6.400 hektare lahan pertanian terdampak oleh kekeringan, kita sudah usulkan ada penanganan pasca pertanaman itu. Sisanya sebetulnya ada yang memang disebut berdampak, ada yang beresiko berdampak, ada yang sudah memang terkena kekeringan, kalau puso belum ada, ada beberapa mungkin bukan tanaman pangan catatan kita 10 hektare kalau gak salah kacang hijau," kata Tuty--panggilan akrab Sri Hastuty kepada awak media belum lama ini.
Baca Juga: Distan Sukabumi Bahas Strategi Hadapi Kekeringan dalam Rapat Evaluasi Kegiatan 2023
Menurut Tuty, wilayah pertanian yang terdampak kekeringan di Kabupaten Sukabumi didominasi wilayah Selatan. Ia mengaku sudah mensosialisasikan kepada kelompok petani untuk tidak menanam jika persediaan air tidak mencukupi. Pihaknya juga menganjurkan pembuatan sumur irigasi dangkal dan penanaman varietas tanaman yang tahan kekeringan.
Namun, tantangan lain muncul, seperti serangan hama yang meningkat karena kondisi kering. "Kami juga memberikan saran untuk antisipasi terhadap hama ini," tuturnya.
Dan yang paling penting, Tuty meminta para petani sangat tidak disarankan saat membuka lahan dengan cara membakar, terutama pada lahan huma yang saat ini kondisinya kering, pasalnya masih di temukan para petani membuka lahan dengan membakar.
“Ini yang sangat terjadi banyak, pembukaan kebon lahan kering dengan cara di bakar dengan biasa konvensional dilakukan, maka kebakaran dimana mana, nah ini yang kita tidak sarankan,” bebernya.
“Kita berharap ini karena memang dari BMKG itu kan Agustus September maksimal nya tapi sampai dengan hari ini pun hujan paling seminggu kemarin di utara, di Selabintana, di Kadudampit sudah walau pun tidak banyak, Kita berharap tidak lama sekitar Oktober sampai kesana, walau pun dari BMKG ada beritanya akan lebih panjang,” sambungnya.
Baca Juga: Pertanian Mengering, Warga Cibitung Sukabumi Gelar Salat Istisqa
Tuty menjelaskan, dalam menghadapi musim kemarau ini, petani di Kabupaten Sukabumi juga disarankan untuk berpindah ke tanaman lain yang membutuhkan lebih sedikit air agar pertanian mereka dapat tetap berlanjut.
"Saat ini, kami tidak melihat alih fungsi lahan sepenuhnya, tetapi lebih kepada penyesuaian varietas dan jenis tanaman sesuai dengan kondisi saat ini," pungkasnya.