SUKABUMIUPDATE.com - Warga dari empat desa di Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi, yakni Desa Bojong, Desa Sukaluyu, Desa Cimahpar, dan Desa Sekarsari, serta warga Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud kembali memanfaatkan aliran Sungai Cikaso yang sebelumnya mengalami keruh (akibat pembuangan limbah PLTMH).
Dampak kemarau panjang yang melanda wilayah Pajampangan mengakibatkan sumur sumur milik warga mengalami kekeringan, mereka yang berada dekat bantaran Sungai Cikaso harus turun mengambil air sungai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga termasuk aktivitas cuci dan mandi.
Baca Juga: Nama Jalan Pondok Halimun Bakal Diubah Jadi Nama Tokoh Sukabumi Ini
"Alhamdulilah, sekarang kondisinya jernih kembali. Keadaan ini sudah berlangsung sejak tanggal 11 Agustus 2023, yang sebelumnya keruh (tercemar limbah PLTMH)," kata pemilik warung dekat Sungai Cikaso, Away kepada sukabumiupdate.com, Rabu (27/9/2023).
Sekarang sudah banyak lagi warga yang mengambil air, ucap Away, selain itu ada juga yang mencuci pakaian, sepeda motor, alat alat rumah tangga, bahkan ada yang mandi. "Memang airnya kecil, namun terlihat bersih, dan jernih sekali," terangnya.
"Beberapa kampung yang dekat bantaran sungai, warganya kembali memanfaatkan aliran Sungai Cikaso, mereka juga menangkap ikan, mencari batu akik," imbuh Away.
Kondisi Sungai Cikaso terlihat debit air menyusut parah, batu-batu yang biasanya berada di dasar sungai terlihat menghampar.
Baca Juga: 10 Bahaya Bullying di Lingkungan Sekolah yang Berdampak Pada Kesehatan Mental
Engkus, salah seorang warga setempat mengatakan, dari tahun ketahun saat memasuki musim kemarau, selalu ada perubahan debit air Sungai Cikaso. Tahun sebelumnya masih bisa bertahan hingga 2 atau 3 bulan tidak turun hujan, baru mengalami surut seperti sekarang, namun tahun ini baru saja satu bulan tidak turun hujan, sudah terlihat debit airnya surut.
"Sekarang perahu perahu sudah terparkir pada pasir atau lumpur, begitupun dermaga apung sekarang kelihatan hingga pada ujung bawahnya," terangnya pada Senin 5 Juni 2023 lalu.
"Kalau lagi surut saat ini, paling dalam 2 meter, yang sebagiannya sudah kelihatan pasir dan lumpur," imbuhnya.
Baca Juga: Film Petualangan Sherina 2 Akan Menceritakan Tentang Orangutan di Kalimantan
Menurut Away, menyusutnya debit air sungai cikaso berdampak pada aktivitas pertanian warga, sehingga kini sebagian warga beralih dari bertani ke kegiatan usaha lain, seperti menyadap gula kelapa.
"Warga berharap agar segera turun hujan, agar aktivitas pertanian bisa kembali berjalan. Karena kebanyakan pertanian merupakan sawah tadah hujan serta irigasi kalau kemarau terus tidak ada airnya," pungkasnya.