SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) drh Slamet mengunjungi Hutan Mangrove Ciletuh di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Wilayah ini merupakan ikon Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp).
Dalam kesempatan itu, legislator asal daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi ini berdiskusi dan mendengarkan harapan warga untuk mengembalikan Hutan Mangrove Ciletuh seperti dulu. Masyarakat mengeluh saat ini luasan hutan mangrove sudah berkurang karena berbagai faktor.
"Saya berdiskusi dan mendengarkan harapan masyarakat untuk mengembalikan hutan mangrove di Ciletuh seperti dulu. InsyaAllah akan kami perjuangkan secara politik kebijakan di Senayan melalui Fraksi PKS dan Komisi IV," kata Slamet kepada awak media setelah kunjungan, Sabtu (16/9/2023).
Slamet mengungkapkan mangrove adalah tumbuhan di daerah rawa payau, muara sungai, dan pesisir pantai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Tumbuhan ini memiliki adaptasi khusus untuk tumbuh di lingkungan yang cenderung air asin, berair payau, dan sering terendam air pasang.
Baca Juga: Drh Slamet Komitmen Dukung Pelestarian Hutan dan Kesejahteraan Petani
Mangrove membentuk hutan-hutan yang penting untuk ekosistem pesisir karena menyediakan berbagai manfaat, termasuk tempat perlindungan bagi berbagai spesies laut, penahan erosi pantai, dan penyaringan polusi air laut. Mangrove pun berperan dalam siklus nutrisi dan karbon di alam.
Berdasarkan data One Map Mangrove, sambung Slamet, ekosistem mangrove di Indonesia mencapai seluas 3,5 juta hektare atau sekitar 18-23 persen dari luas ekosistem mangrove dunia. Sementara itu, Brasil menyumbang 1,3 juta hektare, Nigeria 1,1 juta hektare, dan Australia 0,97 hektare.
Sebagai informasi, kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi atau lengkapnya Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp) tersebar di 74 desa di delapan kecamatan Kabupaten Sukabumi yakni Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Waluran, Ciemas, Ciracap, dan Surade. (ADV)
Sumber: Siaran Pers