SUKABUMIUPDATE.com - Ketua sekaligus pendiri Relawan Khatulistiwa, Jajang Yusuf memberikan peringatan kepada para pendaki yang berencana mendaki Gunung Salak. Jajang menekankan pentingnya menggunakan jalur resmi dan menghindari jalur ilegal saat mendaki.
Menurut Jajang, terlalu banyak pendaki yang mencoba mencari jalur ilegal hanya karena ingin menghindari pembayaran kecil atau memotong jalur resmi. Ia mengingatkan bahwa tindakan semacam ini dapat membahayakan keselamatan mereka sendiri dan juga merusak lingkungan sekitar.
"Gunung Salak memiliki tiga jalur resmi pendakian, yaitu Cidahu (Sukabumi), Pasir Reungit (Bogor), dan Citaman," ujarnya.
Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Pemburu Madu Bunuh Macan Tutul Jawa di Cisolok Sukabumi
Jajang menyarankan agar para pendaki mempersiapkan dengan baik segala kebutuhan logistik dan peralatan sebelum mendaki. "Ini termasuk persiapan fisik dan mental yang tidak boleh diabaikan," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya keselamatan dalam mendaki gunung, karena olahraga ini memiliki risiko tinggi. "Ketidaksiapan mental, fisik, dan peralatan dapat berakibat buruk," katanya.
Selain itu, kata Jajang, manajemen waktu juga perlu diperhatikan. Ia menyarankan agar pendaki yang hanya merencanakan pendakian sehari (tanpa camping), sebaiknya mempersiapkan peralatan tambahan seperti jas hujan dan alat penerangan. Hal ini penting karena ketika turun gunung saat malam hari, kekurangan penerangan dapat menjadi masalah serius.
Baca Juga: BPBD Sukabumi Suplai Air Bersih Bagi Warga Terdampak Kekeringan di Nagrak
"Diusahakan berangkat lebih pagi, pulang gak kemalaman dan mempersiapkan peralatan seperti jas hujan dan alat penerangan. Kebanyakan yang tektokan (tanpa camping), hanya bawa badan dan bawa minum, jadi ketika kemalaman saat turun, itu gak ada penerangan," paparnya.
Lebih lanjut, Jajang menyarankan untuk membawa lebih banyak logistik daripada yang diperlukan.
"Sebagai contoh, jika pendakian direncanakan hanya sehari, sebaiknya persiapan logistik dibuat untuk dua atau tiga hari. Ini akan membantu jika terjadi situasi darurat seperti tersesat di hutan," tuturnya.
Meskipun cuaca saat ini mendukung pendakian, Jajang tetap mengingatkan para pendaki untuk tetap waspada terhadap risiko kebakaran hutan, terutama karena musim kemarau.
Baca Juga: Gadis 14 Tahun di Sukabumi Meninggal Diduga Usai Minum Madu Hutan
"Keselamatan dan keberlanjutan lingkungan harus tetap menjadi prioritas utama bagi para pendaki Gunung Salak," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kondisi membahayakan manusia (KKM) terjadi di Gunung Salak melalui jalur Pepeng, Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, dengan koordinat 06°44'09"-106°44'24" pada Minggu, 10 September 2023. Dalam kejadian tersebut, seorang survivor berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat.
Ketua sekaligus pendiri Relawan Khatulistiwa, Jajang Yusuf, melaporkan bahwa pada tanggal 10 September 2023, sekitar pukul 00.00 WIB, seorang survivor bernama Uki Susanto, yang juga dikenal sebagai Lakek (35 tahun), berhasil mencapai jalur Pepeng Tenjolaya. Saat ditanya tentang identitasnya, survivor ini tidak memberikan informasi yang jelas.
Baca Juga: 200 Meter Persegi Lahan Ilalang di Purabaya Sukabumi Terbakar
Warga sekitar melarangnya melanjutkan perjalanan karena sudah malam dan tujuan survivor tidak terlihat jelas. Namun, survivor ini memilih untuk berangkat sendiri meskipun mendapat larangan," ujarnya kepada sukabumiupdate.com. Senin (11/9/2023).
Selanjutnya, kata Jajang, pada pukul 02.00 WIB, Uki Susanto memulai perjalanannya menuju titik yang tidak diketahui oleh warga sekitar.
"Pukul 10:30 WIB, Relawan Khatulistiwa menerima laporan bahwa survivor mengalami cedera dan jatuh ke lembah yang sangat terjal," kata dia.