SUKABUMIUPDATE.com - Seekor Macan Tutul Jawa atau Panthera Pardus Melas mati ditangan pemburu madu terjadi di hutan Legok Paku di Kampung Cikondang, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Cerita tersebut dituturkan salah seorang pemburu madu lebah, Hartono alias Klep (41 tahun). Ia menyebutkan peristiwa yang menghebohkan itu terjadi pada Rabu 6 September 2023 lalu, sekitar pukul 09.00 WIB. Ia tidak melakukannya sendiri, namun bersama dengan 4 temannya.
Hartono alias Klep menuturkan, awalnya ia bersama temannya saat itu pergi ke hutan Datar Koneng dan Legok Paku berniat untuk mencari madu hutan. Ia pun membawa serta 3 ekor anjing ke dalam perburuan madu lebah tersebut.
Baca Juga: Cerita Penampakan Macan Tutul Jawa di Perbukitan Kebonmanggu Sukabumi
Lantas, menurutnya, ditengah perjalanan, dipersawahan perbatasan antara kampung Mak Erot dan hutan ia melihat macan tutul jawa.
"Awalnya saya mau ke hutan itu rencananya mau cari madu lebah, saat menelusuri hutan datar koneng dan hutan legok paku, antara perbatasan hutan dengan pesawahan disitu saya ketemu macan (tutul jawa) itu," ujar Hartono kepada sukabumiupdate.com, Senin (11/9/2023).
Klep menuturkan, ia bersama temannya semula melihat ada seekor macan loncat diantara petakan sawah, kemudian ia bersama temannya memastikan bahwa binatang itu adalah macan tutul. Kemudian saat dikejar bersama dua anjingnya, macan tutul ditemukan di bawah pohon sawo.
Baca Juga: Gerakan Maju Tani Akan Cetak 10 Juta Petani Digital
"Saat itu pas kelihatan dekat seperti ini dia meraung jaraknya sekitar 3 atau 4 meteran, istilahnya seperti dia mau nyerang gitu, nah pas mau nyerang itu karena denger suara banyak nah dia lari itu kebawah, nah disitu hilang, di cari sama anjing ternyata macan ada diam dibawah pohon sawo sekitar area dekat pemukiman warga," ucapnya.
Saat didekati, kata Klep, ia melihat macan itu seperti akan menyerang, taring dan cakarnya sudah keluar, akhirnya ia mundur.
"Nah disitu saya ambil batu (sebesar dua kepalan tangan) dan dilempar kena ke bagian rahangnya (geraham) di situ kan dia jatuh, saat macan mau bangun disusul di tebas pakai golok di bagian leher di sebelah kanan, macan langsung tumbang dan di ini (hantam) lagi sama golok," jelasnya.
Baca Juga: BAPPEDA Kota Sukabumi Susun RPJPD 2025-2045, Ini Harapan Fahmi
Klep mengaku, saat ia melempar batu kemudian menyabetnya dengan golok sebanyak dua kali, hal itu dilakukannya sebagai perlawanan dan secara spontan terjadi. "Sepontan, apa kita yang di serang apa saya serang? Saya bela diri aja, apa lagi saya juga tahu itu hewan dilindungi," ujarnya.
Menurutnya, setelah macan tutul dengan panjang 150 centi meter dan berat 15 kg itu dipastikan mati, ia bersama warga membawa macan itu kerumahnya, dan menguliti kulitnya.
Dari informasi yang dihimpun, setelah kejadian itu, sebagian warga kini merasa was was dan resah, karena kabarnya ada 6 ekor macan yang sempat terlihat. Warga khawatir kawanan macan tutul tersebut menyerang warga.
Baca Juga: Lesti Kejora Dambakan Anak Perempuan, Sinyal Ingin Tambah Momongan
Sampai berita ini diturunkan sukabumiupdate.com masih mengkonfirmasi pihak terkait, pihak Taman Nasional dan BKSDA.