SUKABUMIUPDATE.com - Asep (31 tahun), warga Kampung Ciastra, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi selain dikenal sebagai pemburu madu hutan, ia juga dikenal sebagai pawang ular. Kesukaannya terhadap berbagai jenis ular menjadikan Asep dikenal dengan panggilan “Asep Oray”.
"Mulai suka bermain dengan ular, sejak duduk dibangku SD kelas 2. Sehubungan pada waktu tidak punya teman bermain dirumah," kata Asep Oray kepada sukabumiupdate.com, Jumat (8/9/2023).
Asep menuturkan, ia biasa bermain dengan ular baik ular berbisa ataupun yang tidak berbisa. Ia pun mengatakan keahliannya menaklukan ular bakat turunan dari orang tua atau diajarkan oleh ahlinya.
Baca Juga: Diklat Metodologi Iqro Guru TPQ, Upaya Hadirkan Generasi Qurani di Kota Sukabumi
Setelah keluar SD, kata Asep, tetangga atau warga lainnya suka memanggil Asep Oray, bahkan ada juga yang memanggil Asep Kobra
"Kalau ada ular yang berbisa, seperti Kobra atau King Kobra berkeliaran di sekitar pemukiman warga, saya selalu dipanggil untuk menangkapnya. Setelah ditangkap dibawa pulang, biasanya ada yang meminta dari komunitas pecinta ular, atau kalau tidak ada saya lepaskan di hutan," jelasnya.
Selain disuruh menangkap ular, lanjut Asep Oray, ia sering juga menolong orang yang terkena gigitan ular, untuk minta diobati. Bahkan saya sendiri pernah dua kali kena patukan ular kobra.
Baca Juga: Gaet PMA, Wabup Sambut Kunjungan Duta Besar Negara Asing ke Sukabumi
Menurut pengalamannya ketika mencari madu, Asep mengungkapkan ia sering menemukan ular, namun ia tidak menangkapnya apalagi membunuhnya. "Kalau ada ular di hutan, yah dibiarkan saja," tuturnya.
Menurut Asep, salah satu sarang ular yang ia ketahui adalah di gua-gua sekitar Curug Caweni, seperti Gua Saron, Gua Kopeah, Gua Buaya, Gua Dahu, Gua Cerelang, dan dibawah curug ada Gua Caweni. Apalagi disana ada cerita dan mitos Nyi Blorong, dan Putri Caweni titisan siluman ular.
"Masih ada dan ditemukan di sekitar sana antara ular beneran, dan ular siluman atau jelmaan," imbuhnya.