SUKABUMIUPDATE.com - Digeluti sejak masih lajang hingga sudah berkeluarga sebagai pemburu madu lebah, Asep (31 tahun) warga Kampung Ciastra Desa Mekarjaya Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi, menuturkan kisahnya berpetualang masuk keluar hutan rimba.
Pria yang akrab disapa Asep Oray itu menyebut, madu murni telah menjadi sumber penghidupannya selama kurang lebih 13 tahun.
"Saya tidak punya pekerjaan lain, selain mencari madu. Alhamdulilah dari hasil madu, bisa menyekolahkan anak, yang pertama sudah keluar SMP dan kedua masih di SD," kata Asep kepada sukabumiupdate.com di kediamannya, Kamis (7/9/2023).
Baca Juga: Viral Nenek Rohaya Meninggal Dunia, Kisah Pernikahan Unik Beda Usia 55 Tahun
Setiap hari, Asep mengaku pergi berburu madu mulai pagi hingga sore. Biasanya dirinya mencari madu di beberapa hutan yang ada di Kecamatan Tegalbuleud dan Kecamatan Cidolog, seperti Hutan Cipayung, Hutan Cibeureum, Leweng Hideung, Hutan Kadubengkung dan Hutan Cipanauan.
"Ya, hampir tiap hari ke hutan. Pergi pagi hari, pulang sore, bahkan sampai rumah pada malam hari, karena berjalan kaki hampir 40 kilometer, pulang-pergi," ungkapnya.
Selama mencari madu, Asep mengatakan apabila dirinya sedang mujur, bisa mendapatkan 10 kilogram lebih potongan sarang lebah madu yang nantinya diperas untuk dimasukan kedalam botol.
"Namun rata rata antara lima sampai tujuh kilogram. Biasanya pada musim kemarau, seperti saat ini banyak madu. Madunya dijual disekitar wilayah Kecamatan Cidolog. Biasanya ada yang langsung kerumah, atau ditengah perjalanan pulang juga suka ada yang beli langsung sama sarangnya, belum diperas," kata Asep.
Baca Juga: Mitos Aul, Makhluk Menyeramkan yang Memiliki Banyak Versi Cerita
Mencari madu lebah murni langsung dengan sarangnya, merupakan salah satu kegiatan cukup berbahaya dan penuh risiko. Namun, hal tersebut ternyata tak membuat nyali Asep ciut. Untuk mengusir kawanan lebah yang berada di sarangnya, Asep menggunakan cara tradisional, yakni sabut kelapa yang dibakar.
Meski begitu, Asep mengaku pernah satu kali diserang kawanan lebah, sekujur tubuh dari kepala hingga kaki penuh dengan duri lebah."Hampir 350 tusukan, sampai 2 hari mengalami demam, obatnya pakai minyak kelapa buatan sendiri atau namanya minyak keletik," ujarnya.
"Risikonya selain diserang kawanan lebah, juga sering ketemu binatang buas, seperti di Leweng Hideung Tegalbuleud, suka ketemu dengan macan (meong), juga hewan aneh yang disebut Aul, kepalanya seperti anjing. Kalau hal lainnya, seperti kasarung atau tersesat, belum pernah. Kalau masuk hutan pada intinya harus fokus masalah jalan, juga harus izin dan minta perlindungan kepada Allah SWT. Sebelum masuk saya suka baca doa, dan ada jampe jampenya," pungkasnya.