SUKABUMIUPDATE.com - RA (41 tahun) masih tak menyangka menantunya ER (34 tahun) berani berbuat tindak penganiayaan kepada cucunya A (3 tahun) yang tak lain anak kandung ER sendiri diduga karena dipicu masalah rumah tangga.
Pasalnya, satu jam jelang penangkapan ER oleh Polisi pada Minggu 27 Agustus 2023, ia mengaku masih mendengar suara menantunya itu berbincang dengan anaknya RS (28 tahun) dalam sambungan telepon grup (group call) di aplikasi WhatsApp.
Saat itu, keduanya terdengar seperti tidak memiliki permasalahan, atau menyinggung terkait beredarnya video viral yang merekam aksi keji ER kepada putri bungsunya.
"Adapun yang dibicarakan mereka, masalah perekonomian saja, saya hanya sebagai pendengar. Namun baru saja sekitar 10 menit, ER sudah tidak terdengar lagi, dan RS memberitahu bahwa ER teleponnya putus. Tidak lama ER ngechat, katanya ada polisi dulu," ujar RA saat ditemui sukabumiupdate.com di kediamannya di Desa Cibodas, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, Rabu (30/8/2023).
Baca Juga: Pasar Pelita Kota Sukabumi Diteror Maling, Puluhan Kg Daging Sapi Raib
Hingga keesokan paginya, Senin 28 Agustus 2023, RA mengaku sesak dada usai melihat video penganiayaan itu yang ditunjukan oleh tetangganya.
"Karena itu jelas cucu kami, kalau kakeknya hanya melihat sebentar karena tidak sanggup, menahan marah dan sedih. Setelah itu, baru RS menelepon dan memberitahu bahwa ada kejadian itu, dia dapat video tersebut dari teman temannya. Setelah itu kakeknya dipanggil ke kantor Desa Cibodas, pak Kuwu menanyakan kebenaran video itu," cerita RA.
Dia mengaku terakhir kali bertemu dengan kedua cucunya itu sekitar 1,5 tahun lalu, ketika RS berpamitan karena akan berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW).
"Kami terakhir ketemu sama cucu, saat ibunya mau berangkat ke Arab Saudi. Mereka datang kerumah, meminta doa, saat itupun sama kakeknya diminta agar anak anak diurus sama kami. Akan tetapi ER tidak memberikan, kamipun tidak bisa memaksanya," ungkapnya.
Baca Juga: Diasuh Kakek Nenek, Korban Penganiayaan Ayah di Sukabumi Masih Sering Menangis
Meski begitu, RA menyebut komunikasi dengan kedua cucunya itu tetap berjalan lancar melalui sambungan telepon dari menantunya. "Terutama sama R (kakak korban), karena R sangat dekat sama kakeknya, karena lahir disini," ucapnya.
RA juga menyebut RS selama di Arab Saudi tak pernah putus komunikasi dengan keluarga. Hanya saja anaknya itu tak pernah bercerita terkait kondisi rumah tangganya. Yang ia dengar, bahwa RS sering mengirim uang kepada ER untuk kebutuhan sehari-hari kedua anaknya.
Menurut dia, RS baru terbuka terkait masalah rumah tangganya kepada keluarga setelah kasus kekerasan kepada anak oleh ER terungkap ke publik dan kini berlanjut ke proses hukum.
"RS mengaku mulai ada pertengkaran saat ER memposting video pada pertama kali, sebelum lebaran. Setelah itu RS memblokir nomor suaminya dengan berbagai alasan, tapi suaminya tak lama kemudian juga diberikan nomor barunya (RS)," ucapnya.
Baca Juga: Bukan Pertama, Ayah Siksa Anak di Sukabumi Juga Pernah Ancam Korban Pakai Golok
Tak hanya itu, RS juga mengaku kepada orang tuanya pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tanggal (KDRT) oleh ER. Selain itu, menurut pengakuan RS, anak keduanya ternyata tak sekali ini saja jadi korban keberingasan ER, namun sudah terjadi beberapa kali.
"Ternyata sebelum melakukan kekerasan pada anaknya, istrinya juga pernah merasakannya. Kekerasan sering terjadi pada anak keduanya A dan itu sering dibela sama kakaknya R, kalau lagi dipukul sering dicegah atau dipeluk sama tetehnya. A sampai saat ini tidak pernah menanyakan bapaknya. Namun memang masih suka menangis," tandasnya.
Diketahui, korban penganiayaan oleh ayah kandung di Kabupaten Sukabumi berinisial A dan kakaknya R (6 tahun) saat ini telah dititipkan ke kakek dan neneknya, yaitu J (54 tahun) dan RA.
Keputusan ini berdasarkan keinginan dari RS ibu kandung korban yang disampaikan langsung ke kedua orang tuanya via sambungan telepon dari Arab Saudi.