SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah komoditas bahan pokok mengalami kenaikan harga di tengah masa kemarau. Harga Beras, salah satu bahan pokok yang terkena dampak diketahui telah mengalami peningkatan signifikan.
Enyang Krismon, Petugas Pencatat Harga Sembako Dinas Perdagangan UPTD Pasar Parungkuda Kabupaten Sukabumi mengungkapkan kenaikan harga beras ini terjadi dalam waktu singkat, yakni dalam waktu kurang lebih satu minggu.
"Berdasarkan informasi yang diperoleh, harga beras premium yang sebelumnya dijual seharga Rp12 ribu per liter, saat ini telah naik menjadi Rp14 ribu per liter. Selain itu, beras kualitas medium juga mengalami kenaikan harga, dari Rp10 ribu per liter menjadi Rp12 ribu per liter," ujar Enyang kepada sukabumiupdate.com, pada Jumat (25/08/2023).
Baca Juga: Desa Wisata Cisande Sukabumi, Suguhkan Wisata Alam Tengah Sawah hingga Ragam Edukasi
Menurut Enyang, kenaikan harga beras tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah stok yang terbatas akibat kemarau yang berkepanjangan.
"Petani cenderung mengantisipasi kemarau yang berlanjut panjang dengan tidak mengeluarkan seluruh stoknya ke pasar. Hal ini turut berkontribusi pada kenaikan harga beras di pasaran," katanya.
Meskipun terjadi kenaikan harga, Ia menyatakan stok beras di Pasar Parungkuda belum mengalami kelangkaan. Ketersediaan beras masih terjaga, namun harga terus merangkak naik.
Seorang pedagang beras, M Royadi (53 tahun), mengatakan bahwa beras kualitas biasa yang sebelumnya dijual dengan harga Rp7,5 ribu per liter, kini naik menjadi Rp9,5 ribu per liter.
Baca Juga: Pengguna Tol Bocimi Sukabumi Melonjak hingga 38 Persen
"Selain itu, beras yang berasal dari Jawa juga mengalami kenaikan harga, dari Rp280 ribu per karung menjadi Rp320 ribu per karung," jelasnya.
Pedagang beras lainnya, Nurhayati (38 tahun) menyatakan bahwa kenaikan harga beras telah menjadi perhatian utama di kalangan pedagang dan pembeli.
Ia menuturkan bahwa beras kualitas premium yang sebelumnya dihargai sekitar Rp12 ribu per liter, kini mengalami lonjakan harga menjadi Rp14 ribu per liter.
"Kenaikan ini mengganggu keseimbangan ekonomi para pembeli di pasar, karena menjadikan para pembeli mengurangi kuantitas beras yang akan dibeli," kata Nurhayati.
Baca Juga: 8 Kecamatan Paling Timur di Sukabumi yang Berbatasan dengan Cianjur
Nurhayati juga berpendapat bahwa kenaikan harga beras ini bukan hanya disebabkan oleh faktor musim kemarau semata. Ia mengakui bahwa kondisi kemarau memang memengaruhi pasokan beras, namun ia juga menyoroti adanya faktor lain seperti distribusi yang kurang efisien.
"Peran tengkulak dalam rantai distribusi juga memiliki andil dalam kenaikan harga yang cukup drastis," pungkasnya.