SUKABUMIUPDATE.com - Tenggelamnya remaja laki-laki berinisial PR (19 tahun) di laut Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, membuat fakta-fakta di sekitar lokasi kejadian mengemuka untuk dibahas. Salah satunya soal keberadaan dermaga tempat bersandar perahu yang mengangkut pasir besi hasil penambangan.
PR merupakan warga Kampung Cibeureum RT 12/04 Desa Buniasih yang tenggelam di laut Buniasih pada Minggu, 20 Agustus 2023. PR diduga melompat dari atas dermaga saat membuat konten bersama beberapa temannya. Diketahui, dermaga ini pernah digunakan perusahaan tambang pasir besi yakni PT Sumber Besi Prima (SBP).
PT SBP berlokasi di Desa Buniasih, bersama PT Sumber Suryadaya Prima (SSP). Selain itu, ada dua perusahaan lain yang juga melakukan penambangan pasir besi di Kecamatan Tegalbuleud, tepatnya Desa Tegalbuleud yakni Perusahaan Umum Daerah Aneka Tambang dan Energi (Perumda ATE) dan PT Mehad Interbuana.
Baca Juga: Korban Sempat Mainkan Ular, Cerita Dibalik Tenggelamnya Warga Tegalbuleud Sukabumi
Kepala Desa Buniasih, Badrudin, mengatakan PT SBP dan PT SSP berdiri di desanya pada 2008. Namun kedua perusahaan ini sudah tidak aktif melakukan penambangan sejak 2017. Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun sukabumiupdate.com, Perumda ATE dan PT Mehad Interbuana beroperasi mulai 2012 hingga 2014.
"Salah satu bekas (infrastruktur tambang) yang masih dimanfaatkan warga atau nelayan adalah dermaga besi sepanjang 700 meter dengan lebar 6 meter, tapi sudah berkarat. Bahkan di tengah dermaga mendekati ujung sudah ada yang putus," kata dia pada Selasa (22/8/2023).
Selain digunakan sebagai tempat bersandar perahu nelayan, dermaga tersebut juga kini kerap dijadikan spot memancing dan banyak dikunjungi wisatawan, terutama dari wilayah sekitar. Sementara dulu, kata Badrudin, dermaga ini menjadi lokasi pengangkutan hasil tambang pasir besi melalui jalur laut menggunakan perahu tongkang.
Pantauan di lokasi, alas dermaga yang terbuat dari besi sudah berkarat serta ditambal bambu dan kayu pada beberapa bagian. Tak jauh dari dermaga, tampak gundukan pasir besi, bangunan kantor, dan sarana produksi tambang pasir besi yang sudah tidak beroperasi.
Sampai hari kedua pencarian atau Senin, 21 Agustus 2022, PR masih belum ditemukan. Pencarian terkendala air laut pasang dan kembali dilanjutkan hari ini. Pencarian kembali dilakukan Selasa ini mulai pukul 08.00 WIB oleh tim SAR gabungan yang dibagi dua regu.