SUKABUMIUPDATE.com - Gua Gunung Sungging yang berada di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, dengan pemandangannya yang eksotis, selain memiliki cerita historis perjuangan juga memiliki cerita mistik. Beberapa orang yang pernah menjadi kuncen di Goa Gunung Sungging menceritakan pengalamannya kepada tokoh Pajampangan Ki Kamaludin (72 tahun).
Goa Gunung Sungging terletak di Kampung Cigintung, Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade. Lokasinya hanya sekitar 4 kilometer dari Kantor Kecamatan Surade.
Seperti cerita Aki Ubing, kuncen pertama Gua Gunung Sungging tahun 1924-1976. Ia menceritakan bahwa didalam goa sering terdengar murwa wayang golek dari suara dalang Raden Sungging Pranawiyana, suara tabuhan gamelan, terkadang suara kendang penca atau suara jaligor (seni jaligor) yaitu suara kendang, angklung buncis, dan dogdog.
Baca Juga: 15 Agustus Hari Relaksasi Nasional. Ini Manfaat Bersantai Untuk Kesehatan
"Suara suara gamelan tersebut terdengar terutama pada malam Kamis, tapi kadang kadang malam lain pun sering terdengar," tutur Ki Kamaludin.
Namun, lanjut Ki Kamaludin, ada beberapa kuncen seperti kuncen Ki Etab dan kuncen Muhyidin tidak menyebutkan. Akan tetapi ada cerita dari kuncen lainnya R Aji Gunawan, mengatakan penghuni dari Goa Gunung Sungging diantaranya seperti Prabu Jagahutang, Prabu Haruhuh (juga disebut oleh bapak Ajie Makmun Kepala Desa Gunungsungging pertama tahun 1982-1994 menyebutkan Prabu Haruhuh sebagai penghuni goa).
"Prabu Haruruh berasal dari Pajajaran merupakan raja-raja daerah Raja Mandala Cipamingkis- Gunung Walat-Cibadak. Prabu Haruhuh juga merupakan raja dari daerah Pajajaran, kerajaan Mandala Mandiri (Cimandiri), kerajaan Mandalika Sukamantri Padabeunghar, Gununggeulis Cikembar," kata Ki Kamaludin mengisahkan.
Baca Juga: Gua Gunung Sungging Sukabumi, Pesona Alam dan Cerita Persembunyian Seinendan
Fakta lainnya, menurut Ki Kamaludin, Goa Gunung Sungging selain terdapat batuan, di dalam Goa Gunung Sungging juga terdapat aliran sungai. Goa ini memilik area dalam yang panjang dan cukup luas, bahkan dulu bisa menampung para gerilyawan hingga 300 orang lebih.
Gua Gunung Sungging erat kaitannta dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa Jepang.
Ki Kamaludin mengungkapkan ketika terjadi pertempuran di Cikarang (sekarang perbatasan Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, dengan Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap), siswa SR disuruh oleh Jepang berjuang menyerang Belanda yang bermarkas di Ujunggenteng.
Baca Juga: Hadapi Musim Kemarau, Perumdam TJM Purabaya-Sagaranten Sukabumi Pastikan Air Aman
Saat ada serangan Belanda, kata Ki Kamaludin pasukan Seinendan mundur dan bermarkas di Cikujang, Desa Gunung Sungging, tepatnya di depan rumah Ki Owar di bawah pohon mangga. Lalu bersembunyi ke Goa Gunung Sungging. Tahun 1945 dipimpin Letnan Saptaji yang bermarkas di Jipun (Cikaso), di kaki Gunung Kancana Cikaso.
"Goa Gunung Sungging ini terdiri 3 tingkatan; tingkat dasar paling bawah ada 7 lorong gua yang menembus ke arah utara sampai ke Cimahi Desa Citanglar, dan Goa Gerendel sebelah selatan SMAN Surade, tingkat kedua ada 14 lorong tapi jalan buntu. Dan tingkat paling atas ada 3 lorong (tempat bale pertemuan)," terangnya.
Saat ini, sambung Ki Kamaludin, Gua Gunung Sungging kondisinya lagi penataan, setelah hampir 1,5 tahun pengurusnya atau kuncen meninggal dunia. Menurut info sama pihak desa sedang ditata kembali," pungkasnya.
Baca Juga: BPBD Catat 5 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi Kekeringan, 2.536 KK Terdampak
Gua Gunung Sungging sempat viral dan banyak dikunjungi wisatawan, penampilan ukiran batuan alami yang ada dalam goa terbilang menakjubkan. Setiap batu punya bentuk yang unik. Ada yang bentuknya mirip buaya, kuda, badak, dan gajah. Tak heran, jika keberadaan goa ini dikaitkan dengan beragam cerita mistis.
Untuk mengunjungi tempat ini, ada baiknya para pengunjung membawa alat penerangan sendiri. Tiket masuk ke Gua Gunung Sungging.
Bahkan, pada suatu kesempatan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami sempat meninjau lokasi Situs Purbakala yang berada di Kampung Cigintung, Desa Gunungsungging, Kecamatan Surade, Sabtu (09/01/2021). Kampung itu disebut-sebut sebagai lokasi penemuan gigi hiu megalodon.
Baca Juga: Dago Elos Mencekam, Ini Duduk Perkara Sengketa Tanah Warga vs Keluarga Muller
Di sekitar kampung tersebut terdapat sebuah goa (yakni Goa Gunung Sungging) yang didalamnya kerap ditemukan fosil gigi hiu megalodon. Selain itu, fosil kerang purba berusia jutaan tahun juga dipercaya tersebar di sekitar Desa Gunung Sungging.
Atas temuan-temuan itu, kawasan goa di Desa Gunung Sungging akan dijadikan cagar alam geologi. Hal ini perlu dilakukan untuk melestarikan peninggalan sejarah.