SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah perwakilan warga dari empat Desa di Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi menggelar audiensi dengan PT Zhong Min Hydro Indonesia. Mereka mengeluhkan soal dugaan pencemaran aliran Sungai Cikaso akibat dari adanya aktivitas pengerukan bendungan Curug Luhur oleh perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) tersebut.
Audiensi warga Desa Bojong, Desa Sukaluyu, Desa Sekarsari, dan Desa Cimahpar ini difasilitasi pihak Forkopimcam Kalibunder dan dihadiri keempat Kepala Desa tersebut, KNPI Kecamatan Kalibunder, Karang Taruna, komunitas pegiat lingkungan hingga Pemerintah Daerah melalui Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kabupaten Sukabumi dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, di aula kantor Kecamatan Kalibunder, Minggu (6/8/2023).
HRD PT. Zhong Min Hydro Indonesia Sunardi mengakui bahwa perusahaan telah melakukan pengerukan sedimen lumpur di bendungan Curug Luhur. Diketahui, lokasi bendungan tersebut berada di aliran Sungai Cikaso tepatnya di Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten.
"Ini kelalaian dari pihak kami, untuk itu hadir dalam audiensi ini, yang difasilitasi sama pak camat, Setda bagian SDA, serta DLH," ujar dia kepada sukabumiupdate.com usai audiensi.
Baca Juga: Warga Mengeluh Sungai Cikaso Sukabumi Keruh Saat Kemarau, Inikah Penyebabnya?
Menurut Sunardi, pihaknya juga sudah mendengar keluhan warga, serta usulan untuk solusinya. "Keluhan, usulan, serta arahan dari Pemda Kabupaten Sukabumi, melalui Kabag SDA, dan DLH, ini yang akan kami sampaikan kepada manajemen. Namun pada intinya pihak perusahaan akan mengikuti solusi yang terbaik," pungkasnya.
Terpisah, Roni Kurniawan, Staf bidang kapasitas dan penaatan hukum lingkungan DLH Kabupaten Sukabumi memastikan dalam waktu dekat ini pihaknya bersama bagian SDA, Forkopimcam Kalibunder, serta para Kades akan segera turun ke lokasi.
"Kami akan segera turun ke lokasi, untuk mengecek kondisi air sungai. Karena selain keruh, ada informasi juga bahwa air sungai bau, tentunya ini perlu uji Lab," ujarnya.
Sementara itu Kabag SDA Setda Kabupaten Sukabumi Prasetyo menambahkan, ada beberapa poin penting yang menjadi catatan pihaknya berdasarkan hasil audensi tersebut.
"Informasi yang didapat ternyata di aliran Sungai Cikaso tersebut, bukan hanya sebatas keluhan air keruh, namun adanya air yang bau. Dampak yang terjadi bukan hanya warga tidak bisa memanfaatkan air sungai, namun ada sebagian warga yang selama ini menggantungkan hidupnya dari sungai tersebut, seperti pencari batu akik, pencari ikan dan tentunya terganggunya ekosistem sungai," kata dia.
"Makanya dalam waktu dekat, kami akan segera turun ke Sungai Cikaso. Memastikan seberapa jauh dampak dari keruh dan bau," sambungnya.
Dalam pertemuan tersebut juga, kata Prasetyo, ada beberapa langkah yang akan segera pihaknya tindaklanjuti. Untuk dalam jangka pendek, pihaknya akan mendata keperluan apa saja di kampung-kampung 4 desa yang terdampak. Kemudian penghijauan di hulu sungai di Lengkong dan perubahan jadwal pengerukan atau pengurasan bendungan dari musim kemarau, ke musim hujan.
"Setelah pertemuan ini, kami akan segera turun kelokasi, dan akan dilakukan kembali pertemuan dengan Forkopimcam, kepala desa, dan perwakilan warga," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, aliran Sungai Cikaso sudah menjadi andalan warga empat Desa di Kecamatan Kalibunder yang berada di bantaran sungai. Mereka memanfaatkan airnya untuk kebutuhan sehari-hari dikala musim kemarau seperti saat ini.
Namun hampir satu pekan kondisi air yang dipakai warga untuk kebutuhan cuci, mandi dan lainnya, tidak bisa digunakan lagi karena kondisinya keruh.