SUKABUMIUPDATE.com - Aliran Sungai Cikaso sudah menjadi andalan warga yang berada di bantaran sungai. Mereka memanfaatkan airnya untuk kebutuhan sehari-hari dikala musim kemarau seperti saat ini.
Namun hampir satu pekan kondisi air yang dipakai warga untuk kebutuhan cuci, mandi dan lainnya, tidak bisa digunakan lagi karena kondisinya keruh.
Dampaknya dirasakan langsung oleh warga yang berada sekitar aliran sungai Cikaso, seperti Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud, Desa Bojong, Desa Sukaluyu, serta Desa Cimahpar Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Terkendala Biaya Pengobatan, Kondisi Terkini 2 Korban Gorok di Kebonpedes Sukabumi
"Kondisi air sungai keruh, mulai terjadi pada Kamis malam, 27 Juli 2023. Sebelumnya seperti biasa warga mengambil air, nyuci dan mandi di sungai, namun sekarang air tidak bisa digunakan," ucap Iwan Setiawan (46 tahun) warga Kampung Garung Desa Bojong, Kecamatan Kalibunder kepada sukabumiupdate.com, Selasa (1/8/2023).
Airnya bukan keruh biasa, ujar Iwan, airnya keruh pekat bercampur lumpur, sehingga tidak bisa digunakan oleh warga yang selama ini menggantungkan kebutuhan airnya di Sungai Cikaso, saat musim kemarau.
"Ini diduga ada pengerukan bendungan Curug Luhur PLTA di Desa Mekarsari Kecamatan Sagaranten. Memang pada hari Minggu kemarin, saya ke lokasi ternyata disana ada pengerukan bendungan Curug Luhur, bendungan kedua. Kami memohon kepada yang berwenang untuk menanggapi keluhan ini," tegasnya.
Baca Juga: Penggerak Pembentukan Kabupaten Layak Anak, Sukabumi Raih Penghargaan Kak Seto
Hal ini diperkuat sana Away pemilik warung dekat Sungai Cikaso, perbatasan antara Desa Bojong Kecamatan Kalibunder dengan Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud. Ia mengatakan hingga saat ini aliran Sungai Cikaso kondisinya keruh.
"Sampai hari ini, kondisi air sungai masih keruh. Banyak warga tidak jadi untuk mengambil air atau mandi. Biasanya kalau keruh itu saat turun hujan, tapi sekarang tidak ada hujan, airnya keruh atau ledok," imbuhnya.