SUKABUMIUPDATE.com - Seiring dengan peralihan dari siaran analog ke digital atau Analog Swicth Off (ASO) yang mulai aktif di Sukabumi. Muncul berbagai tanggapan terkait aksesibilitas dan siaran hingga keluhan soal mahalnya harga Set Top Box (STB).
Beberapa warga mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang biaya STB yang tergolong mahal.
Rusdiansyah, seorang warga Cibadak mengaku keberatan dengan peralihan TV analog ke Digital ketika harus membeli set top box. Dengan harga set top box yang mencapai Rp 200 ribu, kata Rusdiansyah merupakan beban berat baginya.
"Bagi kami yang hanya menggunakan TV untuk kebutuhan harian, biaya tersebut terasa sangat berat," tambahnya.
Baca Juga: Timsel Umumkan 10 Besar Calon Anggota KPU Kokab Sukabumi
Rusdiasnyah berharap agar pemerintah dan penyedia layanan lebih aktif dalam mencari cara untuk meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan STB dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Upaya kolaboratif yang melibatkan pemangku kepentingan terkait diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk masalah ini," jelasnya.
Tidak hanya masalah biaya, tetapi keterbatasan penggunaan STB juga menjadi keluhan utama. Seorang ibu rumah tangga, Nurul, mengatakan anak-anaknya yang ingin menonton program edukatif, tetapi hanya memiliki akses terbatas karena beberapa kanal terkunci pada STB.
"Hal ini menyulitkan mereka untuk mendapatkan konten yang bermanfaat dalam siaran televisi," kata Nurul.
Para warga juga menyatakan bahwa transisi dari siaran analog ke digital mempengaruhi kesenangan menonton siaran TV.
Baca Juga: Wenseslaus Manggut: AMSI Konsisten Bangun Ekosistem Media Sehat dan Berkualitas
"Kami merindukan kualitas gambar yang jernih dan suara yang baik seperti yang kami nikmati dalam siaran analog," ungkap Rusli, seorang warga Ciambar.
Rusli mengatakan pihak berwenang diharapkan mengambil tindakan yang lebih tepat guna memastikan aksesibilitas siaran TV digital bagi seluruh masyarakat tanpa mengabaikan keterbatasan ekonomi.
Dalam situasi ini, Rusli bersama beberapa warga mencoba mencari solusi alternatif dengan memanfaatkan layanan streaming online atau aplikasi digital untuk mendapatkan konten yang mereka inginkan.
Baca Juga: Menengok Tradisi Suraan Warga Keturunan Jawa Tengah di Ciracap Sukabumi
"Namun, tantangan teknis dan infrastruktur di beberapa daerah membuat alternatif ini tidak selalu menjadi solusi yang efektif," ujar Rusli.
"Sementara transisi ke siaran TV digital memiliki potensi keuntungan, adanya keluhan dan keterbatasan dalam penggunaan STB harus diatasi dengan upaya bersama untuk memastikan bahwa kesenangan menonton TV dan akses informasi tetap dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat," pungkasnya.